Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pakar Gizi Sebut Adanya Susu dalam Makan Bergizi Gratis Sudah Ketinggalan Zaman

Ahli gizi menilai pemberian susu, terlebih susu yang memiliki rasa, dalam Program Makan Bergizi Gratis rawan menyabotase pemenuhan gizi anak.

28 Agustus 2024 | 14.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis gizi Tan Shot Yen mempertanyakan adanya pemberian susu dalam Program Makan Bergizi Gratis. Pasalnya, pemberian susu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2014 dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kenapa harus ada susunya? Kita sudah keluar dari empat sehat lima sempurna, karena itu sudah lawas banget," kata Tan, Selasa, 28 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, ada juga kondisi mayoritas masyarakat Asia Tenggara yang intoleransi laktosa. "Bahwa 80 persen lebih orang Asia Tenggara intoleran dengan laktosa. Siapa di sini yang minum sesuatu berbahan susu kemudian mengalami mencret, diare, kembung, mual? Bisa bayangkan apakah kondisi masyarakat yang secara etik genetik seperti itu malah diberi makanan berbahan susu," ujarnya.

Sabotase gizi anak
Pemberian susu, terlebih susu yang memiliki rasa, juga rawan menyabotase pemenuhan gizi anak. "Jadi rentan banget dengan yang disebut manipulasi rasa, manipulasi kandungan gizi. Akhirnya ini merupakan sabotase yang kita sebenarnya ingin anak menjadi lebih baik tapi nanti yang dipilih cuma susunya doang. Nanti makanan yang tidak habis dibawa pulang untuk dibagikan ke bapak ibunya," papar Tan.

Dalam Buku II Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025 dijelaskan Program Makan Bergizi Gratis merupakan program yang didesain untuk mewujudkan sumber daya manusia bermutu dan berdaya saing. Program Makan Bergizi Gratis yang dilakukan melalui pemberian makanan bergizi dan susu gratis di sekolah dan pesantren serta bantuan gizi untuk balita dan ibu hamil/menyusui dengan risiko anak stunting.

Pada usia sekolah, selain menjadi penambah nutrisi, Program MBG diharapkan dapat mendorong kehadiran siswa di sekolah sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, untuk mengurangi angka absensi atau putus sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Program Makan Bergizi Gratis juga diharapkan dapat berdampak positif terhadap kesehatan dan prestasi akademis para murid.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus