Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sensory Processing Disorder (SPD) kondisi saat otak kesulitan mengolah atau menanggapi rangsangan sensoris. Orang yang mengalami gangguan proses sensoris menjadi sangat sensitif atau sebaliknya terhadap suara keras dan tekstur makanan. Gangguan proses sensoris mempengaruhi keseimbangan panca indra atau cenderung kaku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip WebMD, tak ada penyebab pasti dari gangguan pemrosesan sensoris itu. Anak-anak dengan masalah pemrosesan sensoris memiliki aktivitas otak yang tidak normal ketika terpapar cahaya dan suara secara bersamaan. Merujuk Star Institute (sensoryhealth.org), kecenderungan gangguan sensoris berkemungkinan diwariskan secara genetik.
Kondisi gangguan proses sensoris
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline, gejala gangguan sensoris berlainan. Misalnya, anak-anak yang memiliki kepekaan berlebihan seperti cahaya, suara, dan sentuhan. Sensasi itu akan terasa menganggu juga menyebabkan kehilangan fokus karena terlalu pekan secara sensoris. Ada pula yang mengalami kurangnya kepekaan terhadap sensoris.
Sensitivitas sensoris yang berlebihan bisa menyebabkan sering memilih makanan atau tersedak saat makan makanan dengan tekstur tertentu. Kondisi lainnya menolak sentuhan secara tiba-tiba. Sedangkan anak-anak yang mengalami penurunan sensitivitas bisa cenderung hiperaktif, karena menginginkan indranya lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Misalnya keinginan memasukkan benda ke dalam mulut atau menyenggol orang lain.
Sensory processing disorder cenderung menyebabkan seseorang mengalami beberapa hal antara lain, sulit menerima perubahan dan kesulitan berkonsentrasi. Ada kecenderungan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Biasanya memerlukan waktu lebih banyak untuk berkonsentrasi terhadap suatu aktivitas.
Kondisi lainnya, gangguan kemampuan bergaul karena kecemasan atau mudah terganggu dengan keberadaan orang lain. Timbul gangguan kemampuan motorik, seperti kurang sensitif, bahkan gerak tubuhnya sendiri. Biasanya kondisi itu akan berakibat sulit mengendalikan perilakunya sendiri tersebab masalah respons rangsangan yang diterima.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.