Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama puluhan tahun, aspirin telah dikenal sebagai pereda nyeri. Penelitian terbaru mengungkapkan aspirin juga bisa menjadi obat kanker. Riset sebelumnya telah membocorkan kaitan antara penggunaan aspirin dan meningkatnya harapan hidup penderita kanker, dalam sebuah studi yang dimuat di Nature pada pertengahan Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akan tetapi, para pakar mengingatkan aspirin bukan obat kanker dan bisa menimbulkan risiko seperti meningkatkan potensi pendarahan dalam. Jadi, bagaimana aspirin bisa mencegah penyebaran kanker dan apa artinya bagi pengobatan di masa datang?
Apa Hasil Penelitian terkait Minum Aspirin dan Kanker?
Penelitian baru-baru ini mengungkapkan bagaimana aspirin yang biasa digunakan sebagai pereda nyeri bisa membantu mencegah penyebaran kanker namun masih belum jelas apakah berlaku untuk semua jenis kanker. Para periset telah meneliti hal ini selama puluhan tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi klinis pertama dipublikasikan pada 1998 dan mengungkapkan rutin minum aspirin secara signifikan bisa menurunkan risiko kanker kolorektal, meski alasan yang mendasari masih belum jelas. Kini, sebuah penelitian baru dari Universitas Cambridge di Inggris menawarkan pandangan yang lebih jauh dan menemukan mekanisme aspirin bisa membantu mencegah penyebaran kanker, proses yang disebut sebagai metastatis.
Metastatis adalah penyebab paling umum kematian karena kanker akibat sel-sel kanker menyebar dari lokasi awal tumor ke berbagai bagian tubuh lainnya. Di sinilah tugas aspirin, sebagai peningkat kemampuan alami tubuh untuk melawan dan mencegah sel-sel kanker mengekspansi organ-organ tubuh yang lain.
Bagaimana Aspirin Mencegah Penyebaran Kanker?
Kunci efek aspirin untuk kanker ada pada sistem imun tubuh, jaringan kompleks sel-sel dan protein yang melawan infeksi, penyakit, dan kuman berbahaya, dilansir dari Al Jazeera pada 15 Maret 2025. Ketika menyebar dari tumor, sel-sel kanker memasuki aliran darah di mana sistem imun -- terutama jenis sel darah putih yang disebut T-sel -- biasanya memburu dan menghancurkan mereka. Akan tetapi, sel darah bisa menghambat proses ini.
Kanker memanfaatkan sel darah dengan memicu respons yang sama terhadap cedera. Ketika sel darah mendeteksi ada sel kanker yang mengapung bebas, sel darah langsung menyelimutinya, seperti mereka menyelimuti luka agar pendarahan berhenti, yang membuat sistem imun kesulitan mengenali dan menyerang sel kanker. Aspirin memutus proses tersebut dengan mengurangi produksi molekul yang digunakan sel darah untuk menekan aktivitas imun.
Pilihan Editor: Seluk Beluk Aspirin, 10 yang Perlu Diketahui