Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Pengalaman Buruk Traumatis Masa Lalu Mendadak Muncul, Apa Penyebabnya?

Ingatan dari kejadian buruk traumatis masa lalu terkadang muncul mendadak mengganggu kondisi psikologis

15 Mei 2022 | 15.55 WIB

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi trauma (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kenangan lampau mempengaruhi kehidupan seseorang terutama kesehatan mental. Merujuk publikasi dalam Journal of Abnormal Psychology. Penyusunan jurnal yang dipimpin ahli psikologi Alessandro Massazza itu menjelaskan, ingatan dari kejadian traumatis masa lalu mengganggu kondisi psikologis seseorang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kenangan yang muncul tiba-tiba atau intrusif merupakan gejala dari gangguan stres pascatrauma atau PTSD. Menurut Massazza, teori kognitif gangguan stres pascatrauma menunjukkan, ingatan intrusif dari peristiwa traumatis sebagian muncul disebabkan oleh perubahan spesifik dalam cara berpikir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ketika orang merasa, berpikir dan berperilaku selama peristiwa itu," kata Massazza dikutip dari Psychology Today.

Kemunculan ingatan terhadap pengalaman buruk

Menurut para peneliti, reaksi peritraumatis menggambarkan pikiran, emosi, dan perilaku yang dialami seseorang setelah peristiwa. Kondisinya bisa berlanjut, misanya kepanikan ketika seseorang mengalami ketakutan, kengerian, ketakberdayaan, dan mendadak tak mampu bergerak dalam kondisi tertentu (imobilitas tonik).

Para peneliti meneliti 104 orang yang selamat dari gempa di wilayah tengah Italia pada 2017. Mereka bertanya kepada para penyintas terkait kenangan yang mengganggu saat kejadian itu. Namun, ingatan intrusif hanya bisa muncul tanpa sadar yang dipicu masalah internal lainnya, seperti pikiran atau emosi tertentu.

Massazza menambahkan, masalah eksternal juga mempengaruhi munculnya ingatan intrusif, misalnya objek yang langsung berhrubungan peristiwa traumatis. “Misalnya, penyintas gempa mungkin mengalami ingatan yang mengganggu tentang rumah mereka yang runtuh ketika melewati lokasi konstruksi," kata Massazza.

Saat penelitian, tim riset juga meminta para penyintas untuk menggambarkan ingatan lain yang menyedihkan tentang gempa. Adapun ingatan lain yang tak menyenangkan, namun sifatnya tak terlalu menganggu. Cara itu untuk membandingkan reaksi peritraumatik dari ingatan traumatis.

Peneliti menemukan kemungkinan reaksi peritraumatik yang parah muncul dalam ingatan yang mengganggu daripada ingatan yang tidak menyenangkan.

“Seperti hipotesis, momen yang dialami sebagai ingatan mengganggu dikaitkan dengan tingkat yang lebih tinggi dari semua reaksi peritraumatik. Itu jika dibandingkan dengan momen-momen dari trauma yang menyedihkan, tapi tidak mengganggu,” dilansir Journal of Abnormal Psychology.

Menurut peneliti, penemuan dalam laporan penelitian itu bermanfaat untuk mengembangkan bentuk pengobatan PTSD yang baru dan efektif. “Hasil kami memiliki berbagai implikasi praktis bagi dokter dan orang-orang dengan pengalaman PTSD atau trauma langsung. Reaksi peritraumatik mungkin memainkan peran penting dalam pengembangan ingatan yang mengganggu,” kata Massazza.

RISMA DAMAYANTI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus