Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab Kematian Lisa Marie Presley Terungkap: Komplikasi Operasi Penurunan Berat Badan

Operasi penurunan berat badan yang dilakukan Lisa Marie Presley mengakibatkan komplikasi dan menjadi penyebab kematiannya. Bariatrik berbahaya?

16 Juli 2023 | 09.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lisa Marie Presley meninggal dunia di Rumah Sakit West Hills, California pada 12 Januari 2023 lalu. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Los Angeles County Medical Examiner, kematian perempuan berusia 54 tahun tersebut disebabkan oleh obstruksi usus kecil, komplikasi parah dari operasi bariatrik atau penurunan berat badan bertahun-tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Obstruksi usus kecil dapat diobati melalui pembedahan, akan tetapi apabila tidak ditangani tepat waktu dapat memungkinkan terjadinya penyumbatan aliran darah dan membunuh jaringan usus yang dapat berakibat fatal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa yang terjadi pada Lisa Marie Presley?

Putri dari Elvis Presley tersebut dilarikan ke rumah sakit daerah Los Angeles setelah sebelumnya ditemukan tidak responsif di rumah, dan meninggal beberapa jam setelahnya.

Diketahui penyebab kematiannya adalah komplikasi dari obstruksi usus kecil yang terkait dengan operasi bariatrik atau penurunan berat badan yang ia lakukan sebelumnya. Otopsi menunjukkan bahwa bagian usus Presley menjadi terperangkap atau ‘tercekik’ , dari jaringan parut yang terbentuk setelah operasi. Selain itu, Presley diketahui juga mengalami penumpukan asam yang parah dalam darahnya.

Apa itu bedah bariatrik? Seberapa umum operasi ini?

Operasi bariatrik atau bisa disebut operasi penurunan berat badan merupakan kategori operasi bedah yang dimaksudkan untuk penderita obesitas dalam menurunkan berat badan. Operasi bariatrik ini dapat ditempuh apabila metode penurunan berat badan lainnya gagal dan apabila obesitas nampaknya menimbulkan resiko lebih besar bagi kesehatan daripada operasi.

Dr. Jonathan D. Adora, M.D., seorang ahli bedah invansif minimal dan laparoskopik lanjutan di St. Luke’s Medical Center, Filipina mengungkapkan bahwa bedah bariatrik pertama kali dilakukan di St. Luke’s Medical Center untuk pasien dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) lebih dari 50.

Operasi ini memiliki beberapa jenis prosedur, termasuk salah satunya prosedur dimana sebagian perut diangkat atau dialihkan, atau ketika pita dipasang disekitar bagian perut untuk membuatnya menjadi lebih kecil.

Dilansir dari ABCNews, menurut Dr.Marina Kurian, presiden American Society for Metabolic and Batriatric Surgery terdapat sekitar 263.000 operasi batriatrik dilakukan sepanjang 2021 dan hanya 1 persen orang yang memenuhi syarat untuk menerima operasi batriatrik ini.

Seberapa besar risiko operasi ini?

Apabila dibandingkan dengan risiko hidup dengan obesitas, termasuk komplikasi terkait diabetes, sleep apnea, hipertensi, serta kemungkinan peningkatan risiko kematian dini, risiko operasi batriatrik sangat minim. Menurut ASMBS secara umum operasi batriatrik sangat aman. Risiko komplikasi utama adalah sekitar 4 persen secara keseluruhan dan risiko kematian sekitar 0.1 persen. “Ini lebih aman daripada operasi kandung empedu” ujar Dr Marina Kurian.

Meskipun demikian, setiap prosedur pembedahan pasti memiliki risiko. Operasi penurunan berat badan dapat membawa risiko komplikasi dan beberapa diantaranya bisa menjadi serius. Dilansir dari NHS, beberapa kemungkinan risiko operasi penurunan berat badan antara lain; pembekuan darah, infeksi luka, pita lambung terlepas dari tempatnya, kebocoran usus, usus tersumbat, malnutrisi, batu empedu, kelebihan kulit, hingga risiko kematian meskipun sangat jarang terjadi.

Komplikasi apa yang bisa terjadi?

Jaringan parut, atau yang dikenal sebagai adhesi dapat terbentuk setelah operasi atau trauma lain pada perut. Berdasarkan penjelasan Dr. Thomas Inge kepada ahli bedah dan ahli bedah bariatrik di Lurie Children’s Hospital, Chicago, jaringan parut atau adhesi dapat menyebabkan kekusutan dan penyumbatan di usus.

“Dalam kasus Presley, nampaknya seluruh ususnya terpelintir,” ujar Inge ketika meninjau laporan otopsi.

Apabila hal tersebut tidak segera diperbaiki, maka dapat memotong aliran darah ke dalam usus sehingga menyebabkan usus tercekik. Akibatnya, dapat timbul serangkaian masalah yang berpotensi mematikan. 

Menurut laporan otopsi, pada kasus Presley, hal tersebut menyebabkan penumpukan asam beracun di tubuhnya, sehingga jantungnya berhenti. Presley melaporkan sakit perut dan tidak enak badan di pagi hari kematiannya. Siapapun yang menjalani operasi perut harus segera melakukan pengobatan untuk rasa sakit. Karena apabila dapat didiagnosis lebih awal, mungkin untuk mengobati masalahnya, jelas Inge.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus