Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vape atau rokok elektrik generasi keempat memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan pria. Bahkan, vape terbukti bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi atau impotensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan pria sehat yang mengisap rokok elektrik setiap hari memiliki risiko dua kali lebih besar terkena disfungsi ereksi. Temuan ini bahkan berlaku untuk pria tanpa masalah kesehatan lain atau punya kebiasaan yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Responden studi merupakan pengguna rokok elektrik yang berusia 20-65 tahun. Disfungsi ereksi disebut sebagai masalah di antara 20,7 persen pria dalam kelompok. Rokok konvensional telah lama dikaitkan dengan risiko impotensi yang lebih tinggi tetapi tingkat risiko yang lebih tinggi ada dikalangan pengisap vape.
Penyebab dari disfungsi ereksi adalah penyakit kardiovaskular. Pria yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular, risiko mengalami difungsi ereksi meningkat jadi tiga kali lipat. Selain itu, penyebabnya bisa saja karena faktor depresi, kecemasan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
"Secara keseluruhan, rokok elektrik cenderung kurang berbahaya daripada merokok. Tetapi rokok elektrik harus digunakan untuk membantu mengurangi penggunaan nikotin secara keseluruhan,” kata penulis utama studi, Dr. Omar El Shahawy.
Faktanya, tidak jelas apakah rokok elektrik lebih aman atau lebih baik dari rokok tradisional. "Meskipun produsen rokok elektrik berpendapat produk tersebut aman dan efektif dalam membantu perokok konvensional untuk berhenti, penelitian belum menunjukkan hal itu," kata Patricia Folan, direktur Northwell Health Center for Tobacco Control di Great Neck, New York.
Para ahli berpendapat penyebab vape bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi karena mengandung nikotin. Nikotin sudah lama diketahui bisa membuat pembuluh darah mengecil dan mengurangi hormon seks testosteron.
Vape pada awalnya dianggap sebagai cara yang menjanjikan untuk membuat perokok konvensional berhenti atau setidaknya mengurangi. Namun, kini pengguna vape mulai ramai, yang sebelumnya tidak pernah merokok. Setiap produk tembakau atau nikotin memiliki risiko. Bahkan, rokok elektrik memiliki konsentrasi nikotin yang lebih tinggi daripada rokok konvensional.
ANDINI SABRINA | WEB MD | FORBES
Baca juga: 5 Bahan Alami Bantu Manajemen Impotensi