Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tomohon - Inilah pemandangan pagi yang indah di Tomohon, Sulawesi Utara, yakni secangkir kopi Kotamobagu dan hamparan lanskap Danau Linow. Keduanya menjadi pembuka hari yang pas, apalagi ditambah sepiring pisang goroho.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pisang goroho adalah menu camilan khas Minahasa pendamping minum kopi. Kerap kali digunakan untuk sarapan ringan pada pagi hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pisang goroho berbeda dari pisang pada umumnya. Pisang yang tumbuh di Sulawesi Utara itu ukurannya lebih ramping dan panjang dari pisang biasa. Rasanya juga tidak manis. Maka goroho kerap dijadikan olahan pisang goreng.
Ada dua jenis masakan pisang goroho. Pertama, diuleni dengan tepung beras. Sedangkan jenis kedua tak diberi campuran tepung. Artinya, pisang langsung dimasak setelah diiris.
Irisan pisang goroho dibuat tipis-tipis seperti keripik. Maka hasil gorengannya sudah pasti kering serta menimbulkan suara kriuk ketika dimakan.
Goroho umumnya disantap dengan sambal roa. Hal ini tentu terlihat aneh untuk orang yang tak biasa memakan pisang dan sambal secara bersamaan. Namun tak perlu khawatir karena pisang yang legit serta sambal yang gurih akan menghasilkan rasa yang padu ketika dikunyah.
Pisang goroho yang baru diangkat dari penggorengan saat pagi hari cocok untuk menghangatkan tubuh di tengah suasana Danau Linow yang dingin dan berkabut. Adapun secangkir kopi Kotamobagu, kopi khas Sulawesi Utara, bakal lebih memperkuat rasa hangatnya.
Sepiring pisang goroho bisa dijumpai di kafe tepi Danau Linow. Harganya berkisar Rp 25 ribu per piring. Dalam sepiring menu itu, terdapat 12 potong pisang.
Artikel lain: Kalender Wisata Maluku 2018, Dari Festival ke Festival