Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Sebab Apel Baik buat kesehatan

Orang yang rutin makan apel jauh lebih sehat daripada yang tidak. Apa saja manfaat apel bagi kesehatan?

28 April 2021 | 10.30 WIB

buah apel (pixabay.com)
material-symbols:fullscreenPerbesar
buah apel (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Apel adalah pilihan yang tepat dan praktis dimasukkan ke dalam hidangan harian dalam berbagai aktivitas. Buah yang sarat vitamin, mineral, serat, dan antioksidan tersebut memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menangkis virus dan infeksi serta penyakit lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Melansir dari eatthis.com, penelitian 2015 menunjukkan sebagian kecil orang dewasa yang hidup dengan kebiasaan makan apel membutuhkan lebih sedikit resep dokter. Artinya, mereka yang rutin makan apel jauh lebih sehat daripada yang tidak. Berikut lima kandungan baik yang terdapat pada buah apel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kuersetin
Apel kaya sumber fitokimia seperti kuersetin, yang dikenal dengan efek antioksidan dan antiperadangan. Kandungan tersebut membantu mengatur respons imun. Radikal bebas tidak hanya merusak sel tetapi juga mengaktifkan gen yang memicu peningkatan respons peradangan.

Peradangan kronis dikaitkan dengan banyak penyakit serius dan masalah kesehatan. Tetapi, penelitian telah menunjukkan kuersetin dapat mengurangi peradangan, khususnya apel merah yang tinggi flavonoid. Oleh karena itu, jangan mengupas kulit apel atau akan kehilangan manfaat kesehatan tersebut. Kuersetin hanya ditemukan di kulit apel.

Flavonoid
Apel juga memiliki sejumlah flavonoid lain, seperti katecin, epikatecin, prosianidin, floridzin, asam kumarat, asam klorogenat, dan asam galat, yang memiliki manfaat inflamasi dan sistem kekebalan tubuh. Faktanya, jika dibandingkan dengan buah populer lain, apel memiliki tingkat aktivitas antioksidan tertinggi kedua dan proporsi fenolat bebas tertinggi.

Penelitian telah menunjukkan jenis fitokimia ini mengatur respons inflamasi dan kekebalan sekaligus melindungi tubuh dari stres oksidatif. Perlu diingat, flavonoid dalam apel sebagian besar terkonsentrasi di kulit dan cenderung lebih tinggi pada varietas berwarna merah gelap.

Ilustrasi irisan apel. Freepik.com/Racool Studio

Pektin
Sebagian besar sistem kekebalan tubuh terletak di saluran pencernaan. Itu berarti menjaga mikrobioma tetap sehat dan seimbang adalah kunci untuk memastikan tubuh siap melawan infeksi. Apel dapat membantu mendukung kesehatan usus karena menyediakan jenis serat larut tertentu yang disebut pektin.

Sebuah studi pada 2010 menemukan ketika wanita mengonsumsi dua apel dalam sehari, mereka meningkatkan bakteri baik di usus hanya dalam dua minggu. Menurut sebuah studi 2019 yang diterbitkan di Frontiers of Microbiology, sebutir apel mengandung hampir 100 juta sel bakteri baik. Penelitian juga menemukan apel organik memiliki keunggulan dibandingkan apel yang ditanam secara konvensional karena menawarkan lebih banyak jenis bakteri baik.

Vitamin C
Bukan rahasia lagi, vitamin C adalah salah satu pertahanan terbaik tubuh dalam hal menangkal flu dan penyakit lain. Namun, yang mungkin tidak disadari adalah vitamin tersebut memainkan banyak peran berbeda dalam meningkatkan sistem kekebalan. Penelitian telah menunjukkan hanya dengan mengonsumsi lebih banyak vitamin C, dapat meningkatkan kadar antioksidan dalam darah hingga 30 persen.

Dalam jangka panjang dapat membantu pertahanan tubuh untuk mencegah peradangan. Ulasan pada 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menemukan vitamin C juga memperkuat penghalang epitel terhadap patogen dan melindungi sel tubuh dari stres oksidatif lingkungan. Sebutir apel besar mengandung sekitar 10,3 mg vitamin C yang mungkin kelihatannya tidak banyak, tetapi menyediakan 11,4 persen dari RDA.

Selain itu, penelitian juga mengungkapkan aktivitas antioksidan dalam satu porsi apel atau 100 gram setara dengan 1.500 miligram vitamin C. Sebuah apel mentah dengan kulit mengandung vitamin C 115 persen lebih banyak daripada yang dikupas.

Serat larut
Sabuah apel berukuran sedang menawarkan 4,4 gram. Sebuah studi Universitas Illinois 2010 menemukan serat larut yang ditemukan dalam apel mengubah kepribadian sel kekebalan dari pro-inflamasi menjadi anti-inflamasi. Faktanya, tikus yang diberi makan serat larut hanya setengah yang sakit dari kelompok lain dan pulih 50 persen lebih cepat setelah para ilmuwan menyebabkan penyakit pada mereka. Penulis penelitian mengklaim alasan efek itu adalah karena serat larut memicu peningkatan produksi protein anti-inflamasi yang disebut interleukin-4.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus