Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Seperti Apa Risiko Terlalu Banyak Mengonsumsi Lemak Jenuh?

Lemak jenuh cenderung meningkatkan timbulnya risiko berbagai penyakit jika dikonsumsi berlebihan

13 April 2022 | 22.13 WIB

Ilustrasi daging sapi beku. squarespace.com
Perbesar
Ilustrasi daging sapi beku. squarespace.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Lemak jenuh cenderung meningkatkan timbulnya risiko berbagai penyakit jika dikonsumsi berlebihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Itu sebabnya penting membatasi konsumsi makanan mengandung lemak jenuh. Jika terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh akan memicu penyakit jantung dan stroke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lemak jenuh

Tubuh membutuhkan asupan lemak untuk sumber energi dan suhu tubuh tetap hangat. Mengutip Medical News Today, lemak dalam makanan membantu tubuh menyerap vitamin dan mineral.

Mengutip Healthline, asam lemak memiliki sifat non-esensial. Biasanya asam lemak jenuh memiliki wujud padat. Jenis asam lemak jenuh juga bersumber dari hewani. Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Ada tiga kategori lemak, yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh, dan lemak trans. Keseluruhan lemak itu terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.

Lemak jenuh dengan molekul hidrogen hanya mengandung ikatan tunggal antara molekul karbon. Sedangkan lemak tak jenuh setidaknya punya satu ikatan rangkap antara molekul karbon. Kepadatan molekul hidrogen mengakibatkan lemak jenuh menjadi penuh.

Ada berbagai jenis lemak jenuh, tergantung panjang rantai karbonnya. Ada asam lemak rantai pendek, panjang, sedang, maupun sangat panjang.  Keseluruhan itu memiliki efek yang berbeda terhadap kesehatan.

American Heart Association menyarankan untuk membatasi lemak jenuh, yaitu mentega, keju, daging merah dan makanan hewani lainnya. Beberapa asupan hewani yang mengandung lemak jenuh, yaitu lemak sapi, lemak babi, kulit unggas.  Lemak jenuh juga terkandung dalam minyak kelapa sawit.

Menurut publikasi dalam The American Journal of Clinical Nutrition itu, hidangan tinggi lemak jenuh mengurangi konsentrasi seseorang. Para peneliti menggunakan data sebelumnya yang mengeksplorasi efek makanan tinggi lemak jenuh terhadap peradangan dan kelelahan pada wanita pasien kanker.

Pada hari penilaian, masing-masing dari 51 peserta menjalani tes kinerja berkelanjutan untuk mengukur konsentrasi, perhatian berkelanjutan, dan waktu reaksi. Mereka mengonsumsi satu dari berbagai makanan, yaitu sosis kalkun, telur, biskuit, dan saus. Makanan itu mengandung 60 gram lemak.

Setelah lima jam, para peserta mengambil tes kinerja berkelanjutan lainnya Empat pekan kemudian, para peserta kembali untuk mengambil tes lagi, tapi mengganti makanan yang disantap.

"Karena makanan-makanan itu berlemak tinggi dan cenderung bermasalah (untuk tubuh). Efek kognitif makanan berlemak tinggi-jenuh bisa lebih besar jika dibandingkan yang rendah lemak," kata Annelise Madison, penulis laporan penelitian itu yang juga mahasiswa pascasarjana psikologi klinis di The Ohio State University.

Madison mencatat, ada peningkatan peradangan yang juga bisa mempengaruhi otak seseorang. Para pakar kesehatan menyarankan orang-orang membatasi jumlah lemak jenuh dari sumber hewani, seperti daging, unggas, dan susu

RAHMAT AMIN SIREGAR

Baca: Berbagai Jenis Lemak, Mana yang Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus