Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Setelah Liburan. Mengapa Orang Merasa Sedih?

Suasana liburan yang terbawa saat memulai rutinitas bekerja mempengaruhi perasaan menjadi sedih atau gangguan emosi

4 Januari 2024 | 09.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi sedih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah masa liburan, orang-orang akan kembali dalam rutinitas bekerja. Suasana liburan yang terbawa saat memulai rutinitas bekerja mempengaruhi perasaan menjadi sedih atau gangguan emosi. Kondisi ini menandakan post holiday blues, ketika orang berganti suasana liburan kembali ke rutinitas sehari-hari. Perubahan suasana ini membuat orang merasa sedih.

Tentang Post Holiday Syndrome

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Psych Central merujuk survei pada 2015, ada sekitar 64 persen responden menjelaskan telah mengalami post holiday blues. Kondisi ini biasanya dipengaruhi masalah finansial, emosional, dan fisik. Efek dari post holiday blues mengakibatkan insomnia, lemah, mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan cemas.

Dikutip dari Healthline, psikoterapis Angela Ficken menjelaskan, post holiday blues kondisi kesedihan setelah berakhirnya liburan. Adapun psikoterapis Mike Dow mengatakan, kecenderungan orang mengalami post holiday blues, termasuk kesepian, memencilkan diri, masalah keluarga.

Dikutip dari Verywell Mindpost holiday syndrome menyebabkan tekanan mental dalam waktu pendek, gejalanya antara lain kecemasan dan stres setelah berlibur. National Alliance on Mental Illness menjelaskan, post holiday blues muncul akibat dari harapan atau ingatan semasa liburan.

Dikutip dari Verywell Mind, berikut beberapa emosi yang dirasakan saat mengalami post-holiday blues:

1. Kekosongan

Berbagai alasan, termasuk kelelahan bisa mempengaruhi perasaan kekosongan. Musim liburan biasanya diisi aktivitas yang menyenangkan dan ceria.

2. Kekecewaan

Rasa kecewa setelah liburan bisa jadi hanya reaksi alami dari pemulihan setelah emosi positif yang intens. Misalnya, kegembiraan melihat teman dan keluarga berkumpul bersama.

3. Kesepian

Perasaan kesepian bisa juga muncul saat musim liburan, karena masih ada yang harus dikerjakan. Bagi yang merasakan kesepian selama musim liburan atau setelahnya, psikolog menyarankan untuk memupuk rasa syukur dan bersikap baik terhadap diri.

4. Stres

Jika bepergian untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, logistik bisa membuat segalanya terasa rumit. Bersia kembali dari perjalanan panjang membuat seseorang merasa stres.

5. Kehilangan

Jika dekat dengan keluarga saat liburan dan tiba-tiba tidak lagi, seseorang akan kecewa dan merasa seperti kehilangan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus