Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, berbicara di depan umum sangat dihindari. Entah karena kurang persiapan ataupun takut. Dalam psikologi, ketakutan untuk berbicara di depan umum ini dikenal dengan istilah glossophobia. Meskipun bukan penyakit kronis, phobia ini sungguh berdampak dalam kegiatan sehari-hari.
Dilansir dari Healthline, penderita glossophobia, akan merasa cemas, takut, tiba-tiba gagu, dan ada yang sampai kurang bisa mengontrol diri ketika berbicara dalam forum atau dihadapan banyak orang. Penderitanya akan berkeringat ekstrem, tubuh gemetar, dorongan untuk muntah, pusing, sesak napas, bahkan ingin kabur saat berbicara di hadapan orang banyak. Hal tersebut terjadi karena otak mengirimkan sinyal rasa tidak aman hingga memacu adrenalin dan steroid, sehingga detak jantung meningkat pesat, darah mengalir banyak ke otot.
Dilansir dari cdcbpsdmi.kemenperin.go.id, ada 3 hal utama yang membuat seseorang terkena glossophibia. Penyebab pertama yakni karena faktor biologis, pengaruh gen ini sangat kuat dalam membawa penurunan secara fisik maupun karakter. Di dunia ini memang ada individu yang terlahir dengan kemampuan bicara di depan umum tidak cukup baik, dan terjadi secara alami. Penyebab kedua karena pengalaman pahit yang pernah menimpa misalnya saja diolok, dibully dan tidak didengarkan saat membicarakan sesuatu yang penting.
Penyebab ketiga adalah pengalaman rasa takut dari orang lain, misalnya orang tua yang tidak membiarkan anaknya berinteraksi bebas dengan teman sebayanya. Selain itu, mereka tidak mencontohkan bagaimana untuk berkomunikasi dengan baik di depan orang-orang. Dikutip dari laman yang sama, glossophobia bisa terjadi pada siapa saja dan kapanpun untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan melatih diri dan terapi psikologi.
Namun ada beberapa tips untuk mengatasinya. Dilansir dari Healthline, inilah 5 caranya:
1. Rutin Psikoterapi
Terapis psikologi akan membantu mengubah pola pikir penderita glossophobia untuk lebih berani dalam mengekspresikan diri melalui suara. Biasanya akan dilakukan terapi kognitif untuk mengidentifikasi faktor penyebabnya. Maka, yang menjadi rasa takut itu akan dihadapi bersama-sama dan akan diajak berdamai.
2. Ditunjang dengan Obat-obatan
Bila memasuki dalam tahap parah, dokter mungkin akan merekomendasikan pasien untuk mengonsumsi obat pereda kecemasan. Salah satu obat yang sering diresepkan adalah beta-blocker memang bukan untuk glossophobia langsung, namun obat tersebut mampu mengontrol debar jantung dan tekanan darah. Selain itu obat antidepresan dan benzodiazepin juga umum diberikan kepada pasien.
3. Mulai Membuka Diri untuk Berkomunikasi
Tidak ada yang bisa menyembuhkan diri sendiri jika tidak ada kemauan, satu-satunya cara lain yang mudah dan tidak membuang biaya adalah memberanikan diri untuk berkomunikasi. Meskipun kesulitan, namun cobalah secara teratur dan konsisten, perubahan ada karena kemauan yang kuat.
4. Menyiapkan Materi Pembicaraan Secara Matang
Salah satu yang menjadi penyebab komunikasi tidak baik di depan publik adalah karena ketidaksiapan diri dalam menguasai topik pembicaraan. Percaya diri perlu untuk dipupuk dengan menguasai dan mengerti akan materi yang akan dibicarakan.
5. Menggunakan AI
Banyak menjamur aplikasi AI yang membantu untuk melatih skill berbicara, seperti halnya untuk persiapan presentasi dan wawancara kerja. Ini menjadi modal utama agar glossophobia tidak semakin parah kondisinya.
Pilihan Editor: Demam Panggung, Apa Penyebab dan Gejalanya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini