Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pita koreksi atau correction tape menjadi barang yang mendadak laris dijual Gunawan, 23 tahun. Ia adalah pemilik toko alat tulis kecil yang berjarak sekitar 50 meter dari Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Dalam sepekan terakhir, ada saja orang yang membeli tipe-x kertas itu. Setidaknya, dalam satu hari ada 5-6 pita koreksi yang ia jual seharga Rp 8-15 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebelumnya, satu (buah) per hari pun belum tentu ada yang beli," kata Gunawan kepada Tempo, Kamis, 23 Februari lalu. Walhasil, Gunawan kini rajin menambah stok. Rupanya, Gunawan sadar akan musabab larisnya tipe-x kertas tersebut. "Banyak anak yang pakai badan tipe-x kertas ini untuk dibikin mainan. Saya lihatnya di medsos (media sosial)."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam dua pekan terakhir, lini masa media sosial memang diramaikan dengan mainan baru bernama tipe-x trondol. Badan tipe-x dibongkar dan dirakit ulang menjadi mirip mesin sepeda motor. Sesuai dengan namanya, trondol, yang dalam bahasa Jawa berarti modifikasi kendaraan semi-telanjang, badan tipe-x dibikin terbuka atau bolong. Badan tipe-x kertas itu juga dipasangi dinamo dan lampu kecil warna-warni. Tak lupa baterai kecil untuk menggerakkan dinamo dan menghidupkan lampu. Dengan tambahan aksesori mirip knalpot, tampilan tipe-x trondol seperti sepeda motor balap.
Arul, 14 tahun, menjadi salah satu pemain tipe-x trondol. Murid di salah satu sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Johar Baru itu mengaku baru beberapa hari menjajal mainan tipe-x trondol. Ia mengaku pembuatan tipe-x trondol sangat mengasyikkan. Menurut dia, permainan ini cenderung murah dan mudah dibuat. "Hanya modal tipe-x, pulpen bekas, dan sedotan, sudah bisa bikin. Kalau dinamo dan lampu, harus beli tapi masih murah," kata Arul. Ia baru membuat satu tipe-x trondol yang ia simpan di rumahnya. "Masih mikir-mikir nanti dicat warna apa yang keren."
Demam tipe-x trondol juga menghinggapi Rozi, 15 tahun. Menurut remaja asal Bandung ini, permainan tipe-x trondol membutuhkan kreativitas yang lebih dibanding permainan lain. Sebagai contoh, Rozi sebelumnya bermain mobil mini 4-WD yang cara mainnya sama-sama merakit dari nol. Bedanya, mobil mini 4-WD mayoritas menggunakan bagian atau suku cadang yang dijual dalam satu kotak. "Sedangkan tipe-ex balap ini tidak dijual. Kita harus cari sendiri bahannya," kata Rozi ketika diwawancara secara daring, Jumat, 24 Februari lalu.
Berbekal dinamo dan baterai bekas mobil mini 4-WD miliknya, Rozi mampu membuat dua tipe-x trondol lengkap dengan lampu warna-warni. "Rencana ingin bikin yang ketiga, tapi nunggu ide baru biar beda," ujarnya.
Permainan tipe-x trondol pertama kali dipopulerkan Ndaru Kurniawan Suseno. Ndaru adalah guru pelajaran seni budaya dan informatika di SMP Negeri 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Lewat akun TikTok, pria berusia 25 tahun itu mengunggah video berdurasi sekitar 16 detik tentang tipe-x trondol. Ceritanya, Ndaru berpura-pura merazia sejumlah murid yang bermain tipe-x trondol. Ndaru berperan sebagai sosok polisi yang menyetop dan menilang murid-murid yang memakai tipe-ex balap modifikasi.
"Sebelumnya, saya lihat video viral pemotor ditilang polisi karena sepeda motornya tidak orisinal. Nah, biar menarik, saya pelesetkan saja," kata Ndaru kepada Tempo, Jumat lalu. Video tersebut pun viral dan sudah ditonton lebih dari 37 juta kali dan disukai 3,5 juta pengguna. Lebih dari itu, permainan tipe-x trondol ditiru anak-anak sekolah hingga berbagai daerah di Indonesia. Ndaru mengaku bangga ide permainan yang ia ciptakan bersama anak didiknya itu disukai banyak orang.
Ndaru bercerita bahwa ide tipe-x trondol muncul tak terduga. Awalnya, pria yang sudah tiga tahun menjadi guru itu memberi tugas membuat karya menggunakan bahan yang sederhana. Harapannya, karya tersebut bisa bergerak dengan berbekal mesin dinamo dan kelistrikan sederhana, seperti tiruan kipas angin atau kapal mini yang bisa bergerak di air. "Namun anak-anak saat itu hanya mengumpulkan karya statis. Tidak bisa bergerak."
Tipe-X Trondol karya SMP Negeri 1 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Dokumentasi Ndaru
Setelah penilaian karya, tersisa barang-barang tak terpakai, seperti dinamo, baterai kecil, dan lampu mini. Menariknya, ada anak yang mengutak-atik satu tipe-x kertas yang sudah habis isinya. Lantas, Ndaru menajamkan ide tipe-x balap itu dengan penambahan dinamo, lampu, dan baterai. "Jadilah tipe-x trondol atau tiruan sepeda motor balap itu," tutur Ndaru.
Menurut Ndaru, tipe-x trondol menjadi wahana anak-anak yang punya ketertarikan pada modifikasi sepeda motor. Sayangnya, usia anak-anak SMP yang belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor menjadi penghalang kreativitas mereka.
Ndaru mengaku mendapat apresiasi dari guru pengajar dan orang tua murid di SMP Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Alasannya, hobi baru memodifikasi pita koreksi mampu mengalihkan waktu anak bermain gawai. Selain itu, permainan tipe-x trondol mengasah imajinasi dan kreativitas. Sebab, bahan-bahan yang dipakai untuk menyulap pita koreksi menjadi tipe-x trondol harus dicari dari benda-benda bekas. Ndaru mencontohkan pipa bekas pulpen, sedotan, hingga selang kecil untuk membuat replika knalpot. "Semua bagian harus dibikin sendiri. Itulah keseruan mainnya," ujarnya.
Ndaru pun berharap tren tipe-x trondol bisa bertahan lama. Ia juga berharap anak-anak bisa mengasah kreativitasnya untuk menciptakan modifikasi pita koreksi yang lebih baik lagi. "Syukur-syukur tipe-x trondol ini bisa berjalan sungguhan. Itu yang sedang saya dan anak-anak lakukan ke depan."
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo