Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Usia Ibu Hamil yang Berisiko, Alasan dan Faktor-Faktor Risiko Kehamilan

Kehamilan di usia remaja (kurang dari 20 tahun) dan usia lanjut (di atas 35 tahun) tergolong rawan karena berbagai faktor. Ini alasan dan dampaknya.

31 Mei 2024 | 18.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kehamilan adalah momen penuh harapan dan kebahagiaan bagi pasangan yang merencanakannya. Namun, seperti halnya dengan semua aspek kesehatan, ada faktor-faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan kehamilan berjalan lancar. Salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah seputar usia ideal bagi seorang wanita untuk hamil dan apakah ada usia yang lebih rawan untuk kehamilan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usia ibu hamil merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Berdasarkan berbagai penelitian dan panduan medis, beberapa usia tertentu dianggap lebih berisiko atau rawan untuk kehamilan. Artikel ini akan menjelaskan usia-usia yang tergolong rawan untuk kehamilan dan alasan di baliknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Kehamilan Perempuan Dibawah Usia 20 Tahun

Tubuh remaja masih dalam tahap perkembangan, dan organ reproduksi mereka mungkin belum sepenuhnya matang untuk menangani kehamilan dengan aman. Ini meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklamsia dan kelahiran prematur.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Profesor Dwiana Ocviyanti. Ia menjelaskan bahwa kehamilan pada wanita di bawah usia 20 tahun membawa risiko preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi selama kehamilan, serta eklampsia atau kejang, dan infeksi. 

"Kondisi ini membuat ibu berisiko melahirkan secara prematur dan janin lahir dengan berat badan rendah," ujarnya, dikutip dari laman resmi UI, Kamis, 18 April 2024.

Selain itu, wanita hamil yang berusia 15-19 tahun memiliki peluang lebih besar untuk mengalami preeklamsia berat, eklampsia, perdarahan postpartum, pertumbuhan janin yang buruk, anemia, infeksi menular seksual (IMS), dan tekanan janin.

2. Kehamilan Perempuan Diatas 35 Tahun

Kehamilan pada usia lanjut juga memiliki risiko yang signifikan. Menurut Profesor Dwiana Ocviyanti, kehamilan pada usia tua dapat meningkatkan risiko kelainan kromosom, cacat bawaan, berat badan bayi lahir rendah, dan bahkan kematian neonatus (bayi berumur 0-28 hari).

Saat persalinan, ibu yang melahirkan di usia lanjut cenderung memerlukan tindakan khusus seperti induksi atau operasi caesar. Ibu hamil berusia 35-40 tahun memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami komplikasi kesehatan seperti persalinan prematur, hipertensi, preeklamsia berat, dan infeksi chorioamnionitis. Wanita yang berusia di atas 40 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia ringan, tekanan janin, dan pertumbuhan janin yang buruk.

Faktor-Faktor Lainnya

Selain usia, ada beberapa faktor lain yang dapat membuat kehamilan lebih berisiko. Salah satunya adalah kondisi medis yang sudah ada sebelum hamil, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, autoimun, penyakit ginjal, penyakit tiroid, serta sindrom ovarium polikistik (PCOS). Penyakit infeksi seperti HIV/AIDS juga dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Ibu hamil dengan masalah medis ini harus mendapat pengawasan dari dokter spesialis.

Selain itu, ibu hamil yang merokok baik sebagai perokok aktif maupun pasif—berisiko melahirkan bayi prematur, bayi dengan cacat lahir, atau bahkan mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, yang dikenal sebagai fetal alcohol spectrum disorders (FASDs). Penggunaan narkotika oleh ibu hamil juga meningkatkan risiko keguguran hingga dua kali lipat.

Rekomendasi dan Penanganan

Selama masa kehamilan, calon ibu harus rutin memeriksakan kesehatannya. Dwiana merekomendasikan minimal enam kali pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan pada awal trimester pertama dan pemeriksaan kelima pada trimester ketiga harus dilakukan oleh dokter spesialis.

Ibu hamil dianjurkan untuk mendapatkan perawatan antenatal (ANC) setidaknya satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga. Layanan ini biasanya mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan promosi kesehatan.


SHARISYA KUSUMA RAHMANDA  I  YOHANES PASKALIS I  RACHEL FARAHDIBA REGAR 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus