Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Waspadai Gula Tersembunyi pada Makanan yang Bisa Bikin Obesitas

Masyarakat diminta mewaspadai gula yang seolah-olah tersembunyi pada makanan dan dapat menaikkan berat badan secara tidak sadar.

23 Januari 2024 | 14.19 WIB

Ilustrasi minuman boba. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi minuman boba. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Firlianita Ahdiyanti, meminta masyarakat mewaspadai gula yang seolah-olah tersembunyi pada makanan dan dapat menaikkan berat badan secara tidak sadar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Ketika kita mengonsumsi makanan tertentu yang tidak kita sadari adalah makanan tersebut mengandung gula yang berlebih. Contoh minuman zaman sekarang itu rata-rata tanpa kita sadari mengandung gula yang berlebih," katanya dalam diskusi mengenai pengaturan diet untuk obesitas, Selasa, 23 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan pada satu gelas kopi ukuran sedang yang biasa diminum kebanyakan orang, terdapat sekitar 4-5 sendok makan gula. "Padahal anjuran Kementerian Kesehatan dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) untuk konsumsi gula dalam satu hari adalah maksimal empat sendok makan," tambah Firli.

Selain gula, zat berbahaya yang biasa dikonsumsi dalam jumlah banyak adalah garam atau natrium. Ia mengatakan banyak makanan yang menggunakan natrium dengan jumlah berlebih, terutama makanan instan, meski makanan tersebut tidak terasa asin. 

Untuk itu, ia mengimbau untuk menghindari makanan dengan kandungan-kandungan tersebut agar berat badan tetap terjaga dan tidak mengalami obesitas. Firli juga menganjurkan masyarakat untuk makan dengan pola gizi sehat seimbang, sesuai dengan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Program "Isi Piringku".

Intervensi tekan obesitas
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Sksono Harbuwono mengatakan program gizi seimbang bertajuk "Isi Piringku" merupakan bentuk intervensi yang tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia.

"Program 'Isi Piringku' yang telah diterapkan di puskesmas merupakan langkah positif dalam mewujudkan gizi seimbang dan pencegahan obesitas," tutur Dante.

Ia mengatakan, program "Isi Piringku" memuat seputar kualitas dan komposisi makanan yang dikonsumsi dan sebelumnya dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna. Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen lagi karbohidrat dan protein.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus