Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bangka Belitung memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Kelayang. Untuk mendukung pengembangan wisata, Starwood Hotels & Resorts mulai mengoperasikan hotel bintang lima Belitung Sheraton Resort pada Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengembang KEK Tanjung Kelayang Belitung, Konsorsium Belitung Maritime Silk Road (BMSR) menyebutkan Belitung Sheraton Resort atau Hotel Sheraton itu, akan menjadi hotel bintang lima pertama yang dibangun di atas area KEK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami selama ini memang tidak memperlihatkan segala sesuatu keluar. Tapi di pertengahan Desember ini hotel Belitung Sheraton Resort rencananya akan mulai dioperasikan," ujar Direktur Utama PT Belitung Pantai Intan (Belpi) perusahaan anggota konsorsium BMSR, Adek Julian.
Adek menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Pedoman Kerja Teknis Konsorsium BMSR dengan Polda Babel di Gedung Tribrata, Kamis, 3 Oktober 2019.
Adek menuturkan selama ini banyak pihak yang mempertanyakan masih banyaknya hutan yang belum digarap di KEK Tanjung Kelayang. Namun dia mengatakan hal tersebut sesuai dengan konsep BSMR, "Ini yang kami disebut Belitung Maritime Eco Tourism Development. Basisnya kami bangun dengan konsep intermental dan social responsibility," ujar dia.
Terkait konsep intermental, kata Adek, pihaknya sama sekali tidak mengganggu hutan menggunakan zero rated off untuk drainase. Pembukaan lahan, kata dia hanya disesuaikan dengan apa yang dibangun.
"Karena ini (Belitung Sheraton Resort) kami bangun dulu, jadi yang kami buka ini dulu. Kalau ditanya kenapa drainase-nya tidak ada, sesuai dengan konsep ecotourism, kami gunakan zero rated off di mana air tidak dialirkan tapi menggunakan drainase alami yang diserap tanah," ujar dia.
Adek menuturkan untuk social responsibility pihaknya memanfaatkan sumber daya yang ada di Belitung, salah satunya penggunaan kayu Belitung untuk dinding dan lantai di beberapa ruas bangunan.
"Semua fauna di lokasi KEK Tanjung Kelayang ini juga tidak kami ganggu. Bahkan binatang tupai langka yang masih ada di kawasan itu, tetap kami lestarikan. Itu kita lakukan karena memang betul kami menerapkan eco-tourism di KEK Tanjung Kelayang ini," ujar dia.
Adek menambahkan untuk membangun kawasan ekonomi khusus tidak bisa dilakukan secara mendadak dan sekaligus karena konsorsium BMSR menerapkan strategi H.N Market.
Salah satu sudut Eco Beach Tent, Tanjung Kelayang, Belitung. Salah satu destinasi wisata dengan konsep Nomadic Tourism. Dokumentasi: Kemenpar
"Yang kami bangun adalah hotel bintang lima dengan konsep seperti Nusa dua Bali. Jika hotel pertama ini jadi dan pendatang banyak, pasti akan datang yang lain. Ini semacam promosi juga. Apalagi kami sudah tahu target market dan investornya, ujarnya.
Tanjung Kelayang di masa mendatang memang menjadi daya pikat wisatawan ke Bangka Belitung. Meskipun Garuda menghentikan penerbangannya ke provinsi itu, sebagai gantinya terdapat penerbangan langsung Air Asia dari Kuala Lumpur dan Singapura ke Belitung.
SERVIO MARANDA