Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah wisatawan asing yang datang ke Jepang meningkat menjadi hampir 500.000 orang pada Oktober, bulan pertama negara itu membuka kembali sepenuhnya perbatasan. Angka itu meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan pada September.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 11 Oktober, Jepang mencabut sejumlah aturan pembatasan perjalanan paling ketat di dunia dan menyambut kembali kedatangan turis setelah lebih dari dua tahun pandemi Covid-19. Perdana Menteri Fumio Kishida mengandalkan pariwisata untuk membangkitkan perekonomian, ferutama dengan yen yang berada di dekat level terendah 32 tahun terhadap dolar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah wisatawan asing, baik untuk pariwisata maupun bisnis, naik menjadi 498.600 orang pada Oktober. Angka itu lebih dari dua kali lipat pada September 206.500 orang dan melonjak 2.155 persen dari tahun sebelumnya, kata Organisasi Pariwisata Nasional Jepang.
Meski menggembirakan, jumalh itu masih turun 80 persen pada 2019 saat belum ada Covid-19. Tahun ini, 1,52 juta pengunjung asing telah tiba, jauh dari rekor 31,8 juta turis pada 2019 dan target pemerintah pada 2020 sebanyak 40 juta orang.
Kishida mengatakan pemerintah bertujuan untuk menarik 5 triliun yen dalam pengeluaran turis tahunan, tetapi itu mungkin terlalu jauh untuk diraih sektor yang layu selama pandemi. Pekerjaan hotel turun 22 persen antara 2019 dan 2021 dan pekerja layanan yang menemukan pekerjaan lain mungkin sulit untuk dibujuk kembali.
Keuntungan besar itu kemungkinan juga akan sulit sampai turis Cina kembali. Sebab, 9,5 juta orang Cina datang ke Jepang pada 2019 dan memecahkan rekor. Angka itu mencakup sekitar sepertiga dari semua pengunjung. Namun dengan Covid-19 menyebar di Cina, Kementerian Budaya dan Pariwisata mengatakan pada hari Selasa bahwa perjalanan kelompok lintas batas masih ditangguhkan.
Meski begitu, Jepang masih bisa berbahagia. Pencarian untuk hotel Jepang di situs pemesanan online Agoda melonjak hampir 16 kali lipat antara Januari dan Oktober, terutama oleh pelanggan di Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong dan Singapura, kata Hiroto Ooka, Kepala Perusahaan Asia Utara yang berbasis di Jepang.
"Kami melihat yen yang lemah dengan cara yang positif," kata Ooka. "Banyak pencarian yang masuk, dan saya pikir sebagian yen yang lemah adalah alasannya."
Di sisi lain, Jepang akan membuka kembali pelabuhannya untuk kapal pesiar mulai Maret 2023 dengan sekitar 166 kapal dijadwalkan untuk berkunjung tahun depan. Jepang sebelumnya menutup jalur pelayaran kapal pesiar setelah Diamond Princess milik Carnival Corp menjadi salah satu episentrum pertama Covid-19 pada awal 2020.
Dongkrak wisata domestik
Di sisi lain, Jepang juga terus berupaya mendongkrak sektor pariwisata dalam negeri. Pemerintah akan terus menerapkan program subsidi pariwisata domestik hingga tahun depan, kata Menteri Pariwisata Tetsuo Saito pada Jumat, 25 November 2022.
Program Diskon Perjalanan Nasional, awalnya direncanakan berlangsung hingga 27 Desember. Program itu memberikan subsidi finansial hingga 11 ribu yen (Rp 1,2 juta) per malam per orang hingga total tujuh hari. Namun subsidi sekarang akan dikurangi hingga maksimal 7.000 yen (Rp 789 ribu) per orang per malam pada 2023.
Liburan akhir tahun dan Tahun Baru tidak akan dikenakan program subsidi pemerintah untuk peningkatan pariwisata bagi penduduk Jepang. Program ini dimulai pada 11 Oktober di seluruh 47 prefektur Jepang kecuali Tokyo, yang bergabung dengan skema tersebut di akhir bulan.
REUTERS | KYODO NEWS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.