Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kronologi Willie Salim 'Kehilangan' Rendang 200 Kilo hingga Dipolisikan karena Dinilai Permalukan Palembang

Willie Salim dinilai merusak citra kota Palembang gara-gara videonya tentang rendang yang sedang dimasak raib ketika ditinggalkannya selama 1 menit.

26 Maret 2025 | 10.55 WIB

Tangkapan layar video media sosial Willie Salim dalam konten masak rendang di Palembang, Sumatera Selatan. (ANTARA/ M Imam Pramana)
Perbesar
Tangkapan layar video media sosial Willie Salim dalam konten masak rendang di Palembang, Sumatera Selatan. (ANTARA/ M Imam Pramana)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Konten kreator dan influencer Willie Salim menjadi sorotan akhir-akhir ini gara-gara mengunggah video di akun media sosialnya tentang 'raibnya' rendang 200 kg yang dimasak di Pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang, Selasa sore, 18 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Willie, 22 tahun, yang mempunyai banyak pengikut di media sosial karena konten bagi-baginya, mengunggah video tentang hilangnya rendang yang sedang dimasak. Dinarasikan, rendang tersebut diambil warga ketika ia tinggalkan ke toilet selama 1 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam video itu, seorang polisi yang bertugas di area tersebut mengatakan, warga tidak bisa dicegah meski rendang masih basah dan panas karena santan belum mengering.

Unggahan itu dinilai merendahkan warga dan kota Palembang. Menurut kantor berita Antara pada Rabu, 26 Maret 2025, Polda Sumatera Selatan sudah menerima tiga laporan dari masyarakat terkait konten Willie Salim, yakni pengacara Ryan Gumay dan Agung Wijaya, sementara pelapor ketiga adalah kreator konten asal Palembang, Rendy Aditya atau yang dikenal dengan nama Rondoot.

Selain itu, Sultan Palembang Darussalam YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja mendesak Willie Salim agar melakukan tradisi tepung tawar atas tindakan 'cemau mulut' sebagaimana adat Melayu Palembang atas tindakan yang sudah merusak citra Kota Palembang.

Polisi Periksa Pelapor

Ditreskrimsus Polda Sumatera Selatan memeriksa pelapor dan saksi  konten memasak rendang di halaman Benteng Kuto Besak (BKB) yang dibuat Willie Salim, karena dinilai telah merusak citra Kota Palembang.

Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Dwi Utomo di Palembang, Rabu, mengatakan penyidik telah memanggil pelapor dari Ryan Gumay Law Firm serta tiga saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Pemeriksaan terhadap pelapor dan saksi telah dilakukan selama hampir 12 jam, dari pukul 15.30 hingga 03.30 WIB, Selasa, 25 Maret 2025

"Kami sudah meminta keterangan dari satu pelapor dan tiga saksi terkait laporan terhadap Willie Salim," katanya.

Ia menjelaskan sebelum memanggil Willie Salim, penyidik perlu mengumpulkan bukti dengan memeriksa saksi-saksi terlebih dahulu.

"Saat ini, kami masih mendalami keterangan saksi sebelum mengambil langkah berikutnya, termasuk pemanggilan terlapor," katanya seperti dikutip Antara.

Pimpinan Ryan Gumay Law Firm, Muhammad Gustryan, mengatakan timnya bersama tiga saksi telah menjalani pemeriksaan dan menjawab 18 pertanyaan dari penyidik.

"Hampir 12 jam tim kami diperiksa oleh penyidik Polda Sumsel. Ada sekitar 18 pertanyaan seputar konten Willie Salim yang kami laporkan," kata dia.

Menurut Antara, sebagian besar warga Palembang meradang dalam sepekan terakhir karena citra daerahnya dinilai telah dirusak oleh Willie Salim setelah aksinya memasak rendang di Pelataran Benteng Kuto Besak membuat heboh di media sosial dalam negeri hingga luar negeri.

Seorang warga Palembang, Riki, di Palembang, Rabu, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Willie tersebut harus dipertanggungjawabkan, karena menyangkut citra nama besar Kota Palembang, yang selama ini terkenal sebagai kota bersih, aman, rapi, dan indah (BARI).

Ia menambahkan meskipun pihak bersangkutan sudah meminta maaf, namun identitas sosial Kota Palembang, harus dipulihkan melalui pertanggungjawaban oleh yang bersangkutan.

"Identitas sosial Kota Palembang, harus dipulihkan melalui pertanggungjawaban oleh yang bersangkutan," katanya.

Hal senada dikatakan Irwanto, warga lainnya, bahwa masalah rendang ini menjadi perbincangan publik. Ia mengaku tidak percaya rendang sebanyak 200 kilogram itu dapat habis dalam waktu singkat.

Willie Salim sebelumnya memasak rendang sebanyak 200 kilogram di BKB untuk dibagikan ke warga. Di tengah proses, ia meninggalkan lokasi dengan alasan ke toilet. Lalu, berselang 1 menit (berdasarkan isi kontennya di media sosial), ia terkejut karena mendapati kenyataan bahwa rendang tersebut raib diambil warga.

Unggahan itu dinilai menyudutkan warga Palembang karena mendapatkan stigma negatif seiring dengan viral nya konten tersebut.

Hingga berita ini disiarkan, konten "Rendang 1 Ekor Sapi!!Palembang" masih bisa ditonton di kanal Youtube dan Instagram Willie Salim.

Beberapa tokoh besar asal Sumatera Selatan pun, turut mengomentari kasus rendang itu, mulai dari Helmy Yahya, Anwar Fuadi, hingga Ustadz Abdul Somad.

Bahkan dalam media sosial yang beredar, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa warga Palembang harus membela harkat martabat Kota Palembang.

Anwar Fuadi sang artis senior asal Palembang meminta agar konten video Willie Salim itu dihapus.

Namun Willie Salim tidak menghapusnya. Ia mengunggah klarifikasi di akun media sosialnya tiga hari setelah unggahannya tentang rendang viral. "Saya minta maaf yang sebesar-besarnya untuk warga Palembang yang tersakiti," katanya.

Kasus yang Membawa Konten Kreator ke Penjara

Setidaknya ada tiga konten kreator yang dihukum penjara gara-gara unggahannya, yang berkaitan dengan pasal penodaan agama atau penghinaan.

Salah satunya adalah Youtuber Ferdian Paleka. Ia membuat konten prank berupa pemberian kardus dengan kata sembako untuk transpuan yang tengah mengalami kesulitan karena pandemi covid-19. Aksi tak elok ini dilakukan pada bulan puasa 2020. Alih-alih berhati mulia dengan memberikan sembako, ternyata kardus itu diisi batu bata dan sampah untuk menjadikan para transpuan itu bahan ketawaan dan direndahkan.

Saat ditangkap pada Mei 2020, Ferdian Paleka sempat melakukan aksi kejar-kejaran dengan polisi. Ferdian sempat kabur dari Bandung ke Merak hingga ditangkap di Tol Tangerang-Merak. Di dalam penjara, Ferdian sempat mengalami pelecehan dari para tahanan lainnya. Videonya menjadi bulan-bulanan tahanan lain hingga kemudian dibebaskan pada Juni 2020.

Mendekam di balik terali besi rupanya tak membuatnya benar-benar jera. Ferdian Paleka kembali ditangkap polisi pada Mei 2023 lantaran mempromosikan judi online dalam jaringan. Pria berusia 25 tahun itu dicokok polisi karena mempromosikan dua situs judi daring di kanal YouTube dan Facebook-nya yang bernama Paleka TV  sejak Maret 2023.

Edo Dwi Putra, Youtuber  dari Palembang ini mengikuti jejak Ferdian Paleka yang membuat konten sembako sampah. Ia memanfaatkan momen Idul Adha pada 31 Juli 2020 dengan membuat prank membagikan paket daging kurban yang diisi sampah.

Edo dan temannya menyiapkan kresek hitam yang diisi sampah. Mereka kemudian berkendara sepeda motor mengelilingi kampung mencari sasaran. Keduanya membagikan 'daging kurban berisi sampah' ke sebuah rumah dengan dalih berbagi rezeki. Aksi ini diulangi lagi ke sebuah rumah lain.

Yang membedakan dengan Ferdian Paleka, Edo Dwi Putra dan temannya kembali mendatangi dua korban penerima daging kurban berisi sampah tadi. Meski didamprat penerima, mereka menjelaskan bahwa itu konten dan memberi uang masing-masing Rp 500 ribu. Aksi itu tetap membuat kesal netizen dan berujung penangkapan Edo Dwi Putra dan krunya beberapa hari kemudian.

TikToker Galih Loss dicokok Polda Metro Jaya pada Senin malam, 22 April 2024. Ia dikenakan pasal dugaan penyebaran kebencian dan penodaan agama lewat media sosial TikToknya akibat konten bercanda dengan seorang bocah yang menyerempet kalimat Taawudz.

Dalam konten itu, ia bertanya kepada bocah laki-laki, hewan apa yang bisa mengaji. Ketika sang bocah tak bisa menjawab, ia memperagakan raungan serigala dan diteruskan membaca bacaan Taawudz, audzubillahiminasyaitonirojim yang artinya, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk." Kalimat yang dibaca saat memulai mengaji ini digunakan bahan bercandaan yang dianggap menistakan agama Islam.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus