Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Lewat Status di Whatsapp, Sukatani Bantah Ditangkap: Kami Berdua Aman

Grup punk asal Purbalingga, Sukatani, membantah isu penangkapan mereka gara-gara lagi 'Bayar Bayar Bayar' yang menyindir polisi.

21 Februari 2025 | 09.20 WIB

Duo band Sukatani. Dok Nois Are Sip!
material-symbols:fullscreenPerbesar
Duo band Sukatani. Dok Nois Are Sip!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Grup punk asal Purbalingga, Sukatani, membantah isu soal penangkapan mereka gara-gara lagi berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’. Hal ini diungkapkan oleh gitaris Sukatani, Muhammad Syifa Al Lufti, lewat story atau cerita WhatsApp (WA)-nya. Tempo menerima tangkapan layar status tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Gaes kami berdua aman, sedang dalam perjalanan menuju rumah menggunakan kereta, terimakasih. ," tulis Syifa dalam status WA-nya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hal senada diungkapkan oleh salah satu kru Sukatani, Farhan (bukan nama sebenarnya). Dia mengatakan, Syifa dan Novi Citra Indriyati alias Citra—vokalis Sukatani— dalam perjalanan pulang ke Purbalingga, Jawa Tengah. "Belum bisa ngasih keterangan apa pun," ujar Farhan kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2025.

Farhan menuturkan, Syifa dan Citra mengabarkan keadaan mereka lewat story WA. Sebab, banyak berita yang mengabarkan mereka ditangkap. "Saya cuma bisa mastiin kemaren enggak ada penangkapan," tutur Farhan. Dia mengatakan tak tahu-menahu ihwal klarifikasi Sukatani.

Sebelumnya, Sukatani, mengumumkan penarikan lagu berjudul “Bayar Bayar Bayar” dari semua platform pemutar musik. Salah satu lagu yang dirilis dalam album Gelap Gempita itu berisi kritikan terhadap polisi. 

Pengumuman penarikan lagu itu disampaikan oleh personil band Sukatani di akun media sosial @sukatani.band pada Kamis, 20 Februari 2025. Dalam unggahan tersebut, dua personil Sukatani, Syifa dan Citra menyatakan permintaan maafnya kepada Kapolri dan institusi kepolisian.

Mereka tampil tanpa topeng, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kedua personil Sukatani memang memilih untuk jadi anonim di depan publik.

“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul Bayar Bayar Bayar, yang dalam liriknya (ada kata) bayar polisi yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,” kata Syifa.

Dalam pernyataan itu, dia mengatakan lagu itu diciptakan sebagai kritik terhadap anggota kepolisian yang melanggar aturan. “Lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan,” ujarnya.

Dia juga meminta pengguna media sosial untuk menghapus video atau lagu yang sudah terlanjur tersebar di sosial media. “Karena apabila ada risiko di kemudian hari sudah bukan tanggung jawab kami dari Sukatani,” ujarnya.

Di akhir pernyataan tersebut, mereka mengakui permintaan maaf dan penarikan lagu itu tanpa paksaan dari siapa pun. “Pernyataan yang kami buat ini dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak mana pun, dari siapa pun, kami buat secara sadar dan sukarela,” ujar mereka.

 

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus