Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Sejarah Istilah Preman: Ada Jejak Pembangkangan ke Penjajah Belanda

Kata preman dari bahasa Belanda vrijman, artinya orang tak terikat kontrak. Istilah melekat pada kaum lelaki penolak kerja di perkebunan milik Belanda

28 November 2021 | 20.18 WIB

Ilustrasi preman. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi preman. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Kata preman berasal dari bahasa Belanda vrijman, artinya orang yang tidak terikat kontrak kerja.

Sementara dalam bahasa Inggris istilah preman berasal dari kata Free Man yang artinya orang bebas.

Penggunaan istilah preman pertama kali dikenal di Medan, Sumatera Utara sejak jaman kolonial Belanda. Istilah tersebut kemudian melekat pada kaum lelaki yang menolak untuk bekerja di perkebunan milik Belanda, alasannya mereka tak mau diatur oleh penjajah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 2, No. 2, Juni 2014, pada masa kolonial istilah preman hanya dikenal di kawasan onderneming yakni perkebunan di sekitar kota Medan. Bukan main, keberadaan vrije man dapat menakuti para pengusaha yang berkebangsaan Belanda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan tanpa maksud yang jelas, adanya Vrijman justru sengaja dikembangkan oleh para pekerja perkebunan untuk dimanfaatkan dalam melawan kesewanang-wenangan pengusaha pengusaha melalui centeng-centeng yang bertindak tidak manusiawi.

Dan orang Indonesia kesulitan mengucapkan vrijman, maka lama kelamaan istilah Belanda tersebut berubah menjadi preman.

Masa itu pun, kebanyakan buruh perkebunan yang bekerja di Medan berasal dari Jawa, maka istilah preman itu pun dimaknai lagi menjadi prei mangan yang berarti gratis makan dan minum di warung-warung milik istri pekerja perkebunan.

Para preman sengaja diberi makan dan minum gratis karena apabila mereka ada di warung itu, pengusaha dan centeng-centeng perkebunan milik Belanda tidak berani berbuat macam-macam.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION
Baca juga : Jejak Orang Jawa di Suriname, Negara Eks Kolonial Belanda

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus