Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Joko Widodo menemukan salah satu cara mempersiapkan anak muda jelang masa bonus demografi yang akan segera dialami Indonesia. Cara itu adalah mengembangkan konsep program dan wadah yang dalam tiga tahun terakhir dikembangkan di Papua: Papua Youth Creative Hub atau PYCH.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita tahu bahwa negara kita akan mengalami bonus demografi pada 2035. Di Tanah Papua sendiri, akan muncul 2,6 juta atau 60 persen penduduk Papua dan Papua Barat adalah anak muda. Ini memerlukan wadah, memerlukan kesempatan dan peluang kerja. Jangan berpikir kita semua ingin menjadi PNS,” kata Jokowi saat meresmikan penggunaan Gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Distrik Abepura, Jayapura, Papua, Selasa, 21 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden, potensi anak muda sangat bagus. Mereka bergerak di bidang fashion, musik, fotografi, teknologi, platform aplikasi, dan lain-lain. “Ini sangat bagus. Artinya, peluang-peluang itu diisi oleh anak muda. Ada di bidang peternakan, perikanan,” ujar Jokowi.
Melalui YPCH ini, Badan Intelijen Negara (BIN) merangkul dan memfasilitasi para talenta muda Papua agar menjadi generasi unggul, kreatif dan berjiwa pelopor. Selain itu para anak muda dapat lincah mengadopsi cara-cara baru dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.
BIN mengembangkan PYCH sebagai konsep program sekaligus wadah sejak akhir 2019, tak lama setelah Presiden Jokowi bertemu dengan 23 tokoh Papua Muda Inspiratif yang mewakili tujuh wilayah adat Tanah Papua. Menurut Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, keberadaan dan kiprah PYCH disambut sangat antusias anak-anak muda.
“Dari hanya 23, jumlah Papua Muda Inspiratif telah berkembang mencapai lebih dari 12.800 orang. Dan hasilnya berkembang terus, terlihat dari tingginya animo anak muda Papua untuk bergabung di Papua Youth Creative Hub ini,” kata Budi Gunawan.
Para anak muda itu, kata dia, bergerak di berbagai sektor, meliputi sektor pertanian, perikanan, pertenakan, industri kreatif, pendidikan dan kesehatan. “Kemudian UMKM dan e-commerce, sosial budaya termasuk pelestarian suku bahasa di Papua,” ujarnya.
.
PYCH Ciptakan Ekosistem
Banyak remaja dan pemuda yang sudah merasakan manfaat berbagai program PYCH. Ancelina Pakage, pengrajin noken otodidak, mengaku bersyukur dapat mengikuti program.
Menurut dia program PYCH adalah anugerah. “Di sini kami belajar banyak. Noken kami jadi lebih bagus, pakai kulit bia (kerang). Bikin hordeng juga, hiasan manik-manik, sendal dan sepatu. Kami di sini datang belajar bisnis, jual online juga,” kata Ancelina.
Berkat program PYCH, dia bisa membantu adik-adiknya bersekolah. “Kekurangan dari orang tua, saya bisa bantu sedikit untuk bayar adik-adik sekolah,” tutur Ancelina.
Bravo Ferdinand yang mengambil workshop perakitan gadget mengungkapkan hal serupa. “Kami sudah belajar banyak hal di sini. Kami juga sudah menghasilkan produk dari Papua, yaitu smartrphone dan laptop,” kata dia.
Dia berharap setelah lulus SMK saya bisa membuka usaha servis komputer. “Untuk membantu ekonomi mama dan papa di rumah.”
Fega Demi Aiwoy kini sudah menjadi barista di PYCH Café. Dia mengaku tertarik mengikuti pelatihan di PYCH karena ingin menjadi barista sejak lulus dari sekolah menengah atas. “Saya semangat bisa belajar banyak tentang kopi. Sebelumnya di Jayapura masih jarang pelatihan barista,” ungkapnya.
Lulusan SMA, Ilha Narolina Faidiban ingin teman-temannya yang lain memanfaatkan keberadaan PYCH. “Saya kasih tahu teman-teman lain untuk sini gabung sama kami daripada nganggur. Mari tong sama-sama bikin dari tong punya lokal hasil sendiri. Karena setelah lulus saya tidak punya pekerjaan, jadi saya ingin usaha,” tuturnya.
Ilha mengikut pelatihan kuliner seperti bikin es krim sagu, keladi tumbuk, papeda instan di PYCH. “Sekarang saya sudah mulai jalankan. Saya mau bikin UMKM sendiri,” ujarnya.
Rayen Goo semakin mantap menjalani profesi modelling. “Gedung ini betul-betul meningkatkan kreativitas dan mengembangkan talenta kami sebagai model. Melalui pelatihan model fashion designer di PYCH ini, cita-cita saya sebagai model dapat terwujud,” ucapnya.
Kemudian ada seniman Irfais Ramandey Marasabessy yang mengaku sebagai pelukis jalanan. Selama ini ia menyalurkan kemampuan seninya dengan melukis tote bag dan dijual. Setelah direkrut PYCH, Fais dengan alat bantu lukis komputasi diberi kesempatan untuk melukis mural Jokowi bersama anak-anak Papua di salah satu dinding Gedung PYCH. Hasilnya? Fais mendapat pujian langsung dari Presiden. Karya-karyanya tentu bisa terus berkembang melalui ekosistem PYCH Store.
Julio Faot, musisi yang kini mengampu PYCH Music Studio, optimistis akan banyak musisi muda Papua yang lahir dan menembus pasar nasional dan internasional karena kesempatan yang diberikan PYCH. “Kami anak Papua itu identik dengan dua hal, sepakbola dan musik. Studio kami ini lengkap dan berstandar tinggi. Banyak grup musik yang sudah buktikan, SOB, MAC. Pokoknya ini betul-betul bikin kami senang,” ujarnya.
Dua grup musik yang disebutkan Julio, SOB (Shine of Black) dan MAC (Music Anak Coment) telah bergabung menjadi pegiat PYCH dan sempat tampil di acara peresmian. Presiden Jokowi sangat terkesan langsung mengundang mereka untuk tampil di Istana Negara pada perayaan HUT Kemerdekaan mendatang.
Figur pesohor lain yang kini berkarya bersama PYCH antara lain grup musik Papuakustik, musisi sekaligus influencer Martha Fakdawer dengan 47,3K follower dan beauty vlogger Syulla Ansanay dengan 140K pengikut.
Seperti anak muda di mana pun, semua talenta muda Tanah Papua membutuhkan dorongan, dukungan serta kesempatan untuk maju dan sejahtera. Mereka dapat bergandengan tangan dengan saudaranya di wilayah lain, untuk mengharumkan nama bangsa.