Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

EcoRanger Luncurkan Kegiatan Waste to Energy di Banyuwangi

Untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos dan produksi biogas. #Infotempo

6 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Greeneration Foundation melalui program EcoRanger berkolaborasi dengan Bank Mandiri meluncurkan kegiatan Waste to Energy di Pendopo Konservasi Cemara Pancer, sebagai salah satu rangka merayakan peringatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sambutannya, Head of Communication and Partnership Greeneration Foundation, Saepul Hamdi, mengatakan, kegiatan ini mencakup dua program kerja utama. Pertama, optimasi maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua, produksi biogas yang digunakan untuk mengubah limbah hasil ternak masyarakat menjadi energi yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar gas alam. Kedua program ini dilakukan di daerah Dusun Pancer, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi melalui pembangunan 10 instalasi biogas.

Peluncuran program ini juga sebelumnya diikuti dengan adanya soft-launching berupa peletakan batu pertama pada 16 Juli 2022 yang diikuti oleh seluruh tim EcoRanger Banyuwangi. "Tim EcoRanger setidaknya mengelola 22.351 kg sampah tiap bulan," kata Saepul.

Peluncuran Kegiatan Waste to Energy (Rendra Rasfanjani - Greeneration Foundation).

Saepul menjelaskan, untuk mengatasi laju timbulan sampah yang meningkat dilakukan terobosan berupa program Waste to Energy hasil kerja sama Greeneration Foundation Indonesia melalui program EcoRanger di Kabupaten Banyuwangi berkolaborasi dengan Wise Step Foundation dan Yayasan Rumah Energi serta didukung penuh oleh PT. Bank Mandiri Indonesia. "Kegiatan ini mencakup 2 kegiatan utama yaitu optimasi maggot BSF untuk mengurai sampah organik menjadi kompos dan biogas untuk mengubah sampah organik menjadi energi pengganti gas alam," ujarnya.

Adapun Kepala CSR Bank Mandiri Jember Taufik, mengatakan, bersama dengan EcoRanger, program ini bisa menjadi salah satu langkah perubahan dalam pengelolaan sampah di Banyuwangi. “Bank Mandiri mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh NGO ini," kata dia.

Menurutnya, program ini juga dilaksanakan dengan memperhatikan manajemen keberlanjutan pengelolaan sampah di Banyuwangi, peningkatan partisipasi komunitas dalam mendukung pelaksanaan Waste to Energy, pengukuhan legalitas, dan pengembangan model bisnis EcoRanger. "Harapannya Banyuwangi menjadi “Banyuwangi Reborn”, rebornnya berupa pengelolaan sampah yang dimulai di Dusun Pancer ini. Semoga kolaborasi Bank Mandiri dengan Greeneration berhasil dan bermanfaat bagi kita semua terutama warga di Dusun Pancer, Kabupaten Banyuwangi," ujarnya.

EcoRanger, Greeneration Foundation, dan Bank Mandiri sudah merampungkan riset tentang kondisi lahan, feedstock, serta kesediaan masyarakat untuk dipasangkan instalasi biogas. Para penerima manfaat sangat antusias dengan adanya kegiatan ini, terutama karena mereka mendapatkan pelatihan terkait penggunaan biogas ini, pada 30 Juni 2022 lalu.

Seger, salah satu penerima instalasi biogas merasa sangat terbantu dengan adanya instalasi ini di rumahnya. "Bangga dan berterima kasih sekali saya bisa menerima instalasi ini, karena bahkan pupuk subsidi sekarang kan jumlahnya dikurangi, dengan adanya instalasi ini saya bisa memanfaatkan air limbah yang ada sebagai pupuk untuk tanaman dan biogasnya untuk memasak sehari-hari," kata Seger.

Wakil Bupati Kabupaten Banyuwangi, H. Sugirah, mengataka Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi sangat mengapresiasi Bank Mandiri dan tim EcoRanger adanya kegiatan ini. "Atas nama pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi berterima kasih dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya untuk Bank Mandiri dan Tim EcoRanger yang telah memberikan kenyamanan bagi lingkungan dengan melakukan pengelolaan sampah khususnya di Kabupaten Banyuwangi. Banyak sekali persoalan sampah saat ini," ujarnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup, 60 persen dari timbulan sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organik. Adapun sekitar 60 persen dari total sampah yang ada saat ini hanya berakhir sebagai timbunan sampah di TPA, bahkan 19,62 persen berserakan tak terkelola.

Artinya, setiap hari ada pertambahan sampah organik yang menumpuk di TPA. Adapun, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah organik yaitu dengan melakukan berbagai teknik pengolahan sampah, salah satunya mengkonversi sampah organik menjadi energi. (*)

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus