Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Mewujudkan Visi Indonesia Emas di Sumba Barat Daya

Bupati Kornelius melakukan terobosan percepatan pembangunan kebutuhan dasar masyarakat, yakni listrik, air bersih, dan pangan.

18 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bupati Sumba Barat Daya, Kornelius Kodi Mete, punya cerita menarik ketika baru menjabat sebagai orang nomor satu di daerahnya. Kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik, air dan pangan sangat minim. Masih banyak desa di Sumba Barat Daya gelap tanpa penerangan di malam hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak butuh lama, Kornelius langsung tancap gas. Kebutuhan dasar masyarakat segera dipenuhi karena merupakan amanat Undang-undang Dasar 1945. Sarana dan prasarana dasar dibangun. Jaringan listrik dibangun sampai masuk ke pelosok desa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasilnya tingkat elektrifikasi atau ketersambungan aliran listrik masyarakat di Sumba Barat Daya kini sudah mencapai 70 poersen. “Sudah bercahaya, meski belum semuanya terjangkau," kata Kornelius.

Penyediaan air bersih juga dikebut. Program desa berair yang digagas Kornelius memberikan banyak manfaat dengan tersedianya air bersih. "Sehingga masyarakat dan anak-anak yang dahulu kurang memperhatikan kebersihan diri akhirnya dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lewat tersedianya sumber air bersih," ujarnya.

Sedangkan program desa berkecukupan pangan digagas Kornelius karena banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan karena kurangnya bibit. Kini banyak lahan yang sudah mulai digarap oleh masyarakat untuk menanam berbagai bahan pangan seperti jagung, padi, buah dan sayur.

"Ekonomi masyarakat yang semakin meningkat dapat dilihat dengan banyaknya aset masyarakat berupa kendaraan yang semakin padat dan dibarengi dengan konsumsi BBM yang meningkat di Kabupaten Sumba Barat Daya," kata Kornelius.

Memimpin Kabupaten Sumba Barat periode 2019-2024, Kornelius mengeluarkan Program Tujuh Jembatan Emas. Pertama, desa bercahaya untuk meningkatkan ketersediaan listrik di rumah-rumah masyarakat. Kedua, desa berair untuk meningkatkan ketersediaan air sebagai sumber kehidupan makhluk hidup. 

Ketiga, desa berkecukupan pangan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas hasil pangan. Keempat, desa aman dan tentram yaitu dengan melibatkan unsur keamanan seperti Polri dan TNI dan masyarakat agar dapat menjaga keamanan dan ketertiban di Sumba Barat Daya. 

Kelima, desa pintar yaitu dengan memperkuat fasilitas sekolah sebagai sarana pendidikan sehingga anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Keenam, desa sehat guna meningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat. Ketujuh, desa wisata dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi wisata budaya dan alam di Sumba Barat Daya.

"Program Tujuh Jembatan Emas dan kerja cerdas maka akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan tentu pastinya akan terwujud negara yang berdaulat, maju dan berkelanjutan sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045," ujar Konelius. 

Kornelius membayangkan Indonesia Emas 2045, khususnya untuk Sumba Barat Daya agar tidak ada lagi kemiskinan, stunting dan penyakit kronis lainnya. "Munculnya SDM berkualitas yang mampu bekerja cerdas menciptakan inovasi dan kreativitas, sehingga sebagai contoh dalam bidang pertanian diharapkan adanya mandiri bibit dan mandiri pangan dalam kehidupan masyarakat," ucapnya.

Meski, dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 di Sumba Barat Daya, Kornelius memiliki beberapa tantangan, yakni kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, dan hilirisasi hasil kerja. Karena itu, Kornelius melanjutkan, diharapkan keluarga muda mampu merencanakan keluarga dengan baik lewat program keluarga berencana, sehingga dapat memberikan pendidikan yang baik dari dalam keluarga sebelum memasuki usia sekolah. "Setelah memasuki usia sekolah diharapkan sekolah terutama dari faktor tenaga pendidik mampu menjadi contoh bagi anak-anak didiknya," ujarnya.

Kemudian untuk infrastruktur yang kurang memadai, Kornelius berharap pada kepemimpinan berikutnya dapat meningkatkan infrastruktur yang baik di area-area produksi yang memiliki potensi baik itu wisata maupun potensi mobilisasi ekonomi masyarakat. Terkait kurangnya hilirisasi pada hasil kerja masyarakat, dia meminta masyarakat melakukan inovasi dan kreativitas baik secara individu maupun kelompok agar dapat menjadikan bahan mentah dan bahan pangan lainnya menjadi makanan khas daerah yang lebih tinggi nilai ekonominya.

"Di bidang pariwisata dan pertanian, kami telah melakukan terobosan dan memberikan kontribusi nyata, yakni dengan adanya cadangan pangan masyarakat yang belum dipanen karena pangan di rumahnya masih cukup," kata dia.

Kornelius juga berharap kepada siapa saja yang nantinya akan memimpin Kabupaten Sumba Barat Daya dapat melanjutkan pemenuhan kebutuhan dasar yang menjadi kunci untuk pembangunan daerah ke depan. Dia juga berharap pemimpin ke depan memiliki inovasi dan kreativitas untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan.

Kemudian, pemimpin yang hidup secara natural atau apa adanya agar dapat menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam hati, sehingga dapat mewujudkan Indonesia emas di Kabupaten Sumba Barat Daya dan tana marapu dapat terus dijaga. "Saya berharap kita sekalian diberikan umur panjang sehingga kita dapat menghantarkan generasi muda menjadi generasi emas yang mampu membangun dan membanggakan Indonesia di tahun 2045," ujar Kornelius.

Adapun tradisi budaya seperti Marapu, Pasola, dan cium hidung yang ada di Sumba Barat Daya, Kornelius berharap tidak boleh hilang. Karena itu, pemerintah harus hadir untuk melestarikannya. “Tentu aliran Marapu harus kita jaga bersama-sama dan kami sudah dorong supaya pendidikan tentang ini harus terjadi di ruang kelas formal,” kata dia.

Kornelius menjelaskan, Pasola adalah pesta budaya dari dua kubu berbeda yakni Utara dan Selatan, dan diatur menurut kampung adat. “Mereka saling lempar lembing kalau ada luka atau mati tidak ada yang proses hukum, tapi waktu pestanya kami dorong agar seluruh komponen untuk hadir agar mengamankan yang nonton agar tidak ada korban dan pesta ini sungguh-sungguh bagus, damai, dan asik untuk ditonton,” ujarnya.

Kornelius mengatakan, menurut kata orang di dunia, Sumba Barat Daya memiliki masyarakat yang aman dan keindahan alam. Karena itu, Kornelius melanjutkan, keindahan Sumba Barat Daya tidak boleh hanya dinikmati masyarakatnya saja.

“Kami mengundang warga dunia untuk menikmatinya, hadirlah di Sumba Barat Daya, slogan kami Loda Wee Maringi Pada Wee Malala, artinya tanah air laut dan udara yang terberkati dan semua orang damai di sana,” kata Kornelius.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus