Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL -- Berbagai penelitian menunjukkan tahun-tahun awal usia manusia merupakan masa emas yang membentuk dasar berbagai kemampuan anak, mulai motorik, kognitif, hingga kemampuan sosial dan emosional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Center of Developing Child, Harvard University memaparkan di tahun-tahun pertama kehidupan, adalah periode paling aktif dengan lebih dari 1 juta koneksi saraf baru terbentuk setiap detiknya. Koneksi saraf dan keterampilan yang lebih sederhana terbentuk terlebih dahulu, diikuti oleh sirkuit dan keterampilan yang lebih kompleks. Sambungan saraf baru dapat terbentuk namun koneksi yang tidak terpakai akan dipangkas. Oleh karena itu, koneksi awal ini akan memberikan pondasi untuk koneksi selanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
UNICEF menyatakan anak-anak yang mendapatkan nutrisi, stimulasi, dan lingkungan yang mendukung, akan mampu mencapai potensi kognitif mereka secara penuh. Untuk pemenuhan potensi tersebut, Indonesia berkomitmen menyediakan layanan pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) agar tumbuh kembang anak-anak berlangsung secara optimal.
Namun, menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada miskonsepsi di masyarakat di masa pandemi ini. Orangtua berpendapat PAUD bukan sebuah kebutuhan, sehingga mereka merasa tidak perlu untuk memasukkan anaknya ke satuan PAUD.
Akibatnya, pembelajaran bagi anak usia dini hanya berjalan secara alamiah oleh orang tua atau pengasuh. Pendidikan pada masa ini kurang dianggap penting seperti halnya pendidikan dasar formal. Padahal, PAUD membantu memberikan stimulasi-stimulasi yang berperan dalam perkembangan otak di masa emas pertumbuhan. Dengan demikian, anak dapat bertumbuh kembang secara menyeluruh dan siap untuk bersekolah.
Selain itu, terdapat miskonsepsi lain. Banyak masyarakat berasumsi layanan PAUD baru akan beroperasi di bulan November 2020, sehingga tidak mendaftar di layanan PAUD. Kegiatan PAUD tetap dimulai pada bulan Juli 2020. Namun, pembelajaran tatap muka akan dimulai tergantung kondisi kesiapan daerah dan juga sekolah.
Adanya miskonsepsi dalam masyarakat tentang pendidikan bagi anak usia dini berpotensi mengakibatkan masa emas anak tidak dimanfaatkan secara maksimal, meningkatkan kesenjangan capaian perkembangan antara keluarga mampu dan kurang mampu, serta hilangnya kesempatan anak untuk mendapatkan stimulasi yang diperlukan.
Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa mengakibatkan ratusan satuan PAUD milik masyarakat terancam tutup dan ribuan guru PAUD kehilangan penghasilan. Untuk pembelajaran PAUD, pada masa pandemi ini Kemendikbud telah menyediakan paket belajar berisi muatan yang membantu anak mencapai perkembangan tertentu.
Orangtua dapat melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari. Sejumlah panduan komunikasi diberikan untuk memfasilitasi proses belajar untuk mengasah aspek kognitif, motorik, bahasa, sosio-emosional, dan kecakapan hidup. Aktivitas mandiri atau bersama dilakukan melalui sumber belajar yan tersedia dalam bentuk daring, luring (TV dan radio), dan cetak yang sesuai dengan kondisi dan pilihan keluarga.
Pembelajaran bisa dilakukan secara daring dengan learning management system. Selanjutnya pembelajaran paket kombinasi yaitu melalui luring dan kunjungan rumah jika memungkinkan. Terakhir adalah drop off, berupa pembelajaran dengan distribusi media cetak dan kunjungan rumah jika memungkinkan.(*)