Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengatakan perseroan meningkatkan pelayanan Avtur di bandara-bandara besar di Indonesia melalui digitalisasi proses refuelling. Sebelumnya refuelling dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan dan verifikasi volume pengisian Avtur sehingga memungkinkan adanya potensi human error.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling,” ujar Riva, Kamis, 8 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Pertamina berhasil mengimplementasikan digitalisasi refuelling, yakni digital ground operation (DGO) yang digunakan di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada 2020. Kemudian, Pertamina Aviation Fuel Delivery Management (PADMA) di DPPU Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Riva mengatakan Pertamina terus memperbanyak DPPU dengan mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO dan PADMA untuk mendukung proses refuelling. Untuk DGO akan mulai diimplementasikan di tiga DPPU, yakni Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya.
Adapun penggunaan sistem PADMA digunakan di lima DPPU, yakni Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.
Menurut Riva, implementasi DGO dan PADMA bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai. “Mengingat 78 persen volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik,” ujarnya.
Secara umum, tidak banyak perbedaan sistem DGO dan PADMA. Sistem DGO 23 fitur yang terintegrasi mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi dan pembayaran, pelaporan dan data pelanggan. Sedangkan sistem k PADMA merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.
“Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, kedepan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap,” kata Riva.