Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Provinsi NTB mengembangkan blue ekonomi atau blue food di Indonesia dengan memanfaatkan potensi kelautan, seperti lobster, rumput laut dan mutiara dengan kualitas terbaik dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini disampaikan Pj. Gubernur NTB, L. Gita Ariadi atau Miq Gite, dalam kegiatan blue food forum yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI, di Pullman Hotel Mandalika, Kuta, Lombok Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia sangat mendukung penyelenggaraan kegiatan blue food forum sebagai upaya untuk mengembangkan rencana-rencana investasi bidang Kelautan di wilayah Provinsi NTB.
Dirinya mengatakan, saat ini cukup berat mencari kesejahteraan dengan mengandalkan potensi daratan. Sehingga pihaknya mencoba untuk melihat potensi yang dimiliki laut.
"Kami di NTB sebagai satu dari delapan provinsi kepulauan terus berjuang bagaimana hadirnya Undang-Undang Provinsi Kepulauan yang memberikan afirmasi untuk memberikan perlindungan, pengawasan serta pengamanan potensi kelautan yang kita miliki," katanya.
Miq Gite berharap, melalui blue food forum, akan mendorong adanya regulasi yang mendukung pengembangan potensi kelautan dengan optimal.
"Mudah-mudahan forum strategis ini menghasilkan rekomendasi bukan saja akademik namun juga politis seperti harapan kami lahirnya Undang-undang yang memberikan afirmasi dalam memproteksi potensi sumber daya kelautan yang kami miliki," katanya.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk membahas strategi pelaksanaan blue food taskforce serta memperkuat investasi, sinergitas dan kerjasama antara pemangku kepentingan dalam pengembangan pangan biru khususnya rumput laut.
Pangan biru ini erat kaitannya dengan pencapaian goal ke-14 Life Below Water, dari mulai bagaimana mengelola ekosistemnya, tata kelola yang efektif sampai dengan pemanfaatannya.
Manfaat blue food sangat beragam, di antaranya sebagai sumber protein hewani berkualitas tinggi karena mengandung omega 3, memiliki environmental footprints lebih rendah dari pada makanan berbasis darat dan sistem blue food dapat berperan sebagai landasan ekonomi pedesaan dan nasional.
Upaya terintegrasi, lintas stakeholders untuk peningkatan produktivitas blue food yang berkelanjutan dan berdaya saing perlu terus dikembangkan dengan serius. Kerja sama multipihak antara pemerintah, dunia usaha, media, akademisi, NGO, dan lembaga mitra pembangunan sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen blue food untuk kebutuhan konsumsi domestik dan penguasan pasar blue food di tingkat global.
Langkah awal yang perlu diperkuat guna pengembangan blue food di Indonesia adalah pengembangan sistem produksi yang kompetitif dan berkelanjutan, penguatan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan blue food dan penguatan eksistensi blue food sebagai bagian integral dari sistem pangan nasional.(*)