Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Marsilianus kini tidak lagi keluar desa dan berlari ke pegunungan untuk mendapatkan sinyal telepon selulernya. Warga RT 03 RW 01 Desa Sungai Bening, Dusun Air Bening, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menceritakan susahnya mendapatkan sinyal di desa tempatnya tinggalnya. "Dulu, kami mesti lari-lari ke gunung untuk mendapatkan sinyal. Ponsel tidak boleh bergerak, diam saja di atas kayu, tak lama kemudian ada sinyal dari provider,” ujarnya kepada Tim Info Tempo, Jumat, 1 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jarak Desa Sungai Bening ke Kota Sambas sekitar 100 kilometer dengan jalur darat. Wilayah ini masuk dalam daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Desa ini berjarak sekitar tiga kilometer dengan Pos Pengendalian Penduduk Perbatasan Indonesia-Malayasia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan warga Sungai Bening harus menempuh perjalanan ke Aruk di dekat Pos Lintas Batas Indonesia-Malaysia untuk mendapatkan sinyal seluler. Padahal jarak Desa Sungai Bening ke Aruk cukup jauh, sekitar 45 kilometer atau satu jam dengan menggunakan kendaraan bermotor.
"Bahkan kami menggunakan sepeda motor sampai ke Aruk untuk mencari sinyal, lumayan jauh. Di Aruk kadang sinyal Malaysia suka masuk, tapi roaming," kata Kepala Desa Sungai Bening, Yohanes Tevi.
Kini masyarakat Sungai Bening tidak perlu lagi ke gunung atau ke Aruk untuk mencari sinyal sejak Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun tower base transceiver station (BTS) pada 2020. Tiang pemancar setinggi 30 meter berdiri di lahan seluas lima 25 meter persegi.
Yohanes menceritakan warga antusias menyambut pembangunan tower yang rampung pada 2021. "Masyarakat bersyukur adanya BTS BAKTI, apalagi akses internetnya gratis," ucapnya.
Meski cakupan jangkauan sinyal dari BTS kurang maksimal, dia dan warga bersyukur di desa kini tersambung internet. Warga banyak berkumpul di sekitar tower karena sinyal internet lebih cepat. “Agak jauh dari BTS mulai lemah sinyalnya," kata Yohanes.
Dia berharap BAKTI memperluas jangkauan sinyal dari BTS. “Kami ingin adanya perluasaan dan penguatan sinyal. Kami sangat berterimakasih, tapi memang kendalanya kurang maksimal”.
Selain dari akses jaringan internet dari BTS BAKTI, masyarakat juga memanfaatkan akses internet yang dibangun badan usaha milik desa (bumdes). Akses ini dapat dinikmati dengan membeli kupon. “Kalau masyarakat ada uang bisa beli voucher, tapi bagaimana kalau tidak punya uang,” kata Yohanes.
Akses internet gratis dari BAKTI Aksi (Akses Internet) juga terpasang di Kantor Desa Kaliau, Kecamatan Sajingan Besar. Sama seperti warga Desa Sungai Bening, akses internet ini hanya bisa digunakan di sekitaran kantor desa. "BAKTI Aksi sudah sangat baik karena daerah ini sangat kesulitan jaringan, sinyalnya lumayan, tapi kalau untuk internetan agak kurang,” kata Staf Bumdes Kaliau, Mala.
Kepala Desa Kaliau, Petrus, mengatakan BAKTI Aksi ini sangat mendukung pelayanan masyarakat di kantor desa meski sinyalnya belum stabil. "Kami berharap kapasitasnya ditambah,” ujarnya.
Petrus berharap pemerintah membangun BTS untuk melayani internet di desa yang dekat dengan perbatasan dengan Malaysia. “Di sini sinyal susah. Kalau tower bisa menjangkau semua,” tuturnya.