Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Target Bebas Blankspot Tahun Depan

19 titik di Kabupaten Sambas belum terjangkau akses internet. Pembangunan BTS sangat membantu masyarakat, khususnya pelajar. 

3 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akses internet menjadi perhatian utama Bupati Sambas, Kalimantan Barat, Satono. Kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia ini masuk dalam wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Meski dekat dengan Negeri Jiran akses internet di daerah ini masih belum merata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sambas merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan luas wilayah 6.395,7 kilometer persegi dan jumlah penduduk 647.844 jiwa, kabupaten ini menempati urutan kedua terbesar setelah Kota Pontianak di Kalimantan Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sambas adalah daerah perbatasan, tapi populasinya banyak. Kami punya gate langsung (ke Malaysia) Aruk-Biawak, Aruk masuk wilayah kami berada di Kecamatan Sajingan Besar, Sambas dan Biawak itu Malaysia,” kata Satono di kantornya, Kamis, 30 November 2023. 

Dia mengapresiasi pembangunan base transceiver station (BTS), universal service obligation (USO) dan BAKTI Aksi (Akses Internet) oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Masyarakat kini dapat menikmati internet,” ujarnya. 

Menurut Satono, pembangunan infrastruktur terus dikebut sampai ke wilayah perbatasan. Jalan-jalan di Sambas kini kebanyakan sudah dilapisi aspal. Namun, akses internet di beberapa wilayah masih terbatas. Sebaliknya sinyal seluler justru paling kuat dari Negeri Jiran. “Sinyal dari Malaysia banyak masuk ke Sambas. Ini masalah dan ini masih terjadi," ujarnya.

Dia mengakui sampai saat ini masih ada 19 titik di Kabupaten Sambas tidak terjangkau akses internet alias blankspot. “Titik-titik itu ada di tujuh kecamatan, termasuk Kecamatan Sajingan Besar, di perbatasan Aruk-Biawak," kata Satono.

Menurut dia, beberapa desa yang tidak terjangkau internet mulai terasa saat pandemi Covid-19. "Ketika pemerintah pusat memerintahkan untuk belajar jarak jauh atau daring, saya bilang daring bagaimana sinyalnya tidak ada,” ucapnya. 

Satono berharap pada tahun depan semua titik-titik blankspot sudah mendapat akses internet. “Ini yang menjadi harapan dan dambaan masyarakat di daerah perbatasan ini,” ujarnya. 

Peran BAKTI dalam percepatan akses internet sangat dibutuhkan masyarakat Sambas. Pembangunan BTS sangat membantu masyarakat, khususnya pelajar dalam meningkatkan kemampuan belajar. Apalagi sekarang siswa dituntut mandiri melalui program Merdeka Belajar. 

Aksebilitas digital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan. Apalagi saat ini Kabupaten Sambas menggalakkan program one village one product (OVOP) sektor pertanian. Semua produk yang dibuat masyarakat dari bahan-bahan pertanian dapat dipasarkan ke luar daerah. "Masyarakat saat masih kesulitan memasarkan produknya karena keterbasan internet,” ujarnya. 

Apabila akses internet di Sambas merata, masyarakat dapat memanfaatkan untuk memasarkan produknya. “Salah satunya adalah menjual lewat internet,” kata Satono. Dia berharap tahun depan Sambas bebas blankspot

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus