Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Nilai merek (Brand Value) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengalami kenaikan signifikan pada 2018 menjadi sebesar USD5,2 miliar, melonjak dibanding 2017 yang bernilai USD4,33 milar. Dengan demikian Telkom berhasil mempertahankan predikat sebagai perusahaan telekomunikasi paling bernilai di Asia Tenggara, sekaligus menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan Brand Finance yang dirilis Februari 2018 tersebut, menyebutkan di antara perusahaan-perusahaan terkemuka dunia, peringkat nilai merek Telkom naik ke peringkat 341 dari sebelumnya 386 pada 2017, dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang menembus Global 500.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya dalam hal nilai merek, Telkom juga berhasil meraih Brand Strength Index Triple A (AAA) sehingga menjadikan Telkom sebagai perusahaan dengan index merek peringkat pertama dibanding perusahaan-perusahaan lain di Indonesia.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo menyambut baik hasil penilaian yang dibuat lembaga konsultan merek Brand Finance tersebut. Ia mengatakan, saat ini Telkom tengah memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara, antara lain melalui pembangunan infrastruktur kabel optik lintas benua dari Eropa menuju Amerika, keberhasilan peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S, serta berbagai upaya aksi korporasi dalam rangka memperkuat portofolio digital, disamping juga keberadaan anak usaha TelkomGroup di 11 negara saat ini.
Sejumlah proyek strategis Telkom pada 2017 telah dapat beroperasi mendukung layanan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia. Di awali dengan peresmian dan pengoperasian mega proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Southeast Asia Middle East West Europe 5 (SEA-ME-WE 5) serta Southeast Asia United States (SEA-US) dan menyusul tengah dilakukannya pembangunan Indonesia Global Gateway (IGG) yang akan menjadikan indonesia sebagai hub telekomunikasi dunia.
“Saat ini jaringan backbone serat optik milik Telkom telah tergelar dari Sabang hingga Merauke sepanjang 86.600 kilo meter. Ditambah dengan jaringan kabel laut internasional menjadi total 163.000 kilo meter, atau setara empat kali keliling bumi,” ujar Arif Prabowo.
Hal ini masih ditambah dengan peluncuran dan pengoperasian Satelit Telkom 3S yang berperan penting sebagai komplemen tulang punggung broadband nusantara, khususnya untuk menjangkau kawasan terpencil, terdepan dan terluar.
Dari sisi performansi perusahaan, sepanjang 2017, Telkom berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan. Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2 persen dibanding 2016. Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6 persen menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4 persen menjadi Rp 22,1 triliun. Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 0,6 persen menjadi 17,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik. Performansi keuangan yang baik tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh ditengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
“Sebagian besar bisnis digital Telkom memiliki kinerja yang semakin menguat. Telkom berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan karena didukung oleh semakin meningkatnya penggunaan data dan internet, baik oleh masyarakat perorangan maupun korporasi,” tutur Arif Prabowo.(*)