Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI Bidang Konsumsi mengungkapkan total dana yang dibutuhkan untuk konsumsi selama 13 hari, dari 20 Oktober hingga 4 November, sekitar Rp 13 Miliar. “(Namun) Perhitungan total biaya ini belum final. Bisa turun atau meningkat dari rencana awal,” ungkap Koordinator Bidang Konsumsi KMAN VI Kabupaten Jayapura, Magdalena Luturmas Awoitauw, S.Pd, Selasa, 27 September 2022, di Kampung Homfolo, usai mengikuti rapat koordinasi dengan mama-mama di Kampung Adat Himfolo.
Magdalena Luturmas Awoitauw yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jayapura menjelaskan, biaya Rp 13 miliar tersebut akan dipakai seluruhnya untuk pembiayaan bidang konsumsi. “Untuk makan minum di tiap kampung, tempat sarasehan, estimasi atau rencananya setiap kampung akan mendapatkan Rp 400 juta,” kata dia.
Menurut Awoitauw, ada 10 kampung di Kabupaten Jayapura yang ditetapkan sebagai lokasi sarasehan. Biaya Rp 400 juta per kampung untuk konsumsi selama dua hari, meliputi konsumsi untuk peserta sarasehan sebanyak 300 orang, penggembira 100 orang, dan warga kampung sekitar 100 orang atau lebih.
“Estimasi atau perkiraannya, biaya makan untuk pagi, siang dan malam sekitar Rp 75 ribu per orang. Sedangkan untuk snack, sekitar Rp 20 ribu per orang. Pelayanan konsumsi ini untuk dua hari,” ungkap Magdalena Luturmas Awoitauw.
Istri Bupati Jayapura Mathius Awoitauw itu lebih lanjut menjelaskan, pelayanan konsumsi dari panitia mulai diberikan pada 20 Oktober hingga 4 November 2022, atau sejak pembukaan hingga penutupan KMAN. Adapun untuk peserta yang datang lebih dulu, ujarnya, akan disesuaikan.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jayapura itu menjelaskan, untuk upacara pembukaan, panitia akan menyiapkan konsumsi untuk 10 ribu orang. “Untuk pembukaan, kami—panitia Bidang Konsumsi—telah sepakat untuk melayani makan semua tamu dengan nasi,“ katanya.
Dia menambahkan, rencananya dana dan pengolahan konsumsi akan diserahkan ke Persekutuan Wanita (PW) Gereja di setiap jemaat dan Ibu-ibu Majelis Taklim. Tujuannya agar kegiatan ini juga memberdayakan ibu-ibu PW Gereja dan Ibu-ibu Majelis Taklim. “Tapi khusus untuk pengelolaan konsumsi dan biaya di Kampung Homfolo,” kata Magdalena Luturmas Awoitauw, “Kami sesuaikan dengan keputusan dari Ondoafi Kampung Homfolo.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini