Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMO BISNIS – Anggota komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Slamet Mulyadi minta kepada pemerintahan tingkat daerah hingga pusat agar semua perkebunan teh di Puncak dapat dikembalikan lagi seperti dulu pemanfaatannya. Adapun bangunan-bangunan yang ada saat ini semua perlu dievaluasi kembali.
"Kembalikan ekosistem yang sebelumnya ada di kawasan perkebunan teh seperti dulu pemanfaatannya, sebaiknya juga cabut lagi izin-izin bangunan yang berada dikawasan serapan air,” kata dia, Senin, 3 Maret 2025. Dia pun berharap, Puncak dapat kembali seperti dulu sebagai perkebunan dan serapan air hujan di kawasan Puncak Bogor.
Slamet mengatakan, sangat prihatin dengan peristiwa banjir bandang yang menerjang Kampung Pensiunan Pondok 10, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Ahad, 2 Maret 2025 malam. Menurut dia, bencana alam ini akibat adanya dugaan pengrusakan di kawasan kebun teh Puncak Bogor karena terbangunnya kawasan wisata yang makin hari semakin tidak terkendali.
Padahal, sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi banjir bandang seperti sekarang ini. Sehingga, Slamet menuding bencana itu terjadi diakibatkan karena faktor alam ditambah kawasan kebun teh yang sudah tak mampu lagi menyerap air hujan deras yang datang secara tiba-tiba seperti pada malam sebelumnya.
"Dulu kawasan kebun teh masih dapat menyerap air hujan. Tapi, sekarang air hujan tidak lagi terserap dan langsung turun ke bawah ke perkampungan yang mengakibatkan banjir bandang menerjang seratusan rumah warga dan menyebabkan ratusan jiwa terdampak," kata Dewan Dapil III ini.
Untuk diketahui, Bencana banjir bandang melanda kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, setelah hujan deras mengguyur menyebakan Sungai Ciliwung meluap dan menyebabkan dua jembatan putus serta 119 rumah warga terendam akibat derasnya arus air yang mengalir ke permukiman. Banjir ini juga mengakibatkan seorang warga bernama Asep Mulyana hanyut terbawa air dan ditemukan meninggal dunia di bendungan Ciawi. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini