Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL — Sayembara Gagasan Desain Arsitektur Masjid Apung Taman Impian Jaya Ancol mencapai puncaknya. Para juara telah terpilih usai melewati proses seleksi dan penjurian sekitar dua bulan lamanya. Dua tim arsitek asal Bandung terpilih sebagai juara pertama dan kedua saat pengumuman di North Art Space, Kamis, 21 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Mandala Kisah” karya Aris Adhi Nugraha, Karlina Wahyuningtyas, dan Tyas Nugraheni sebagai yang terbaik dan berhak atas hadiah sebesar 60 juta rupiah. Sedangkan juara kedua diraih Aris Munandar dan Sandi Supriadi. Istimewanya, dua juara ini berasal dari kota yang sama, Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aris Adhi Nugraha dan Karlina Wahyuningtyas berasal dari ITB Bandung. Kendati mereka kini bekerja di perusahaan berbeda, kerja sama kembali terjalin saat sayembara yang digagas PT Taman Impian Jaya Ancol, Tempo Media Group, dan Ikatan Arsitek Indonesia berlangsung.
Karlina menuturkan, ia dan Aris memikirkan ide lalu menuangkan konsep desain hingga selesai hanya dalam satu pekan. Judul “Mandala Kisah” tercipta sebagai penerjemahan misi Ancol yang tak saja menjadi tempat wisata, melainkan juga mengedukasi pengunjung.
“Mandala Kisah” menerjemahkan tiga kisah nabi, yaitu Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Yunus ke dalam bentuk bangunan secara visual. Penampakan masjid dari luar terlihat seperti bahtera Nabi Nuh.
Begitu pengunjung masuk ke dalam, penyangga melengkung di sisi kanan dan kiri serta area mihrab yang gelap mengingatkan saat Nabi Yunus ditelan ikan besar. Sementara kisah Nabi Musa tergambar pada tiang-tiang menjulang di dalam masjid.
“Kami membuat ini sesuai konteks Ancol yakni mengedukasi. Diharapkan, desain masjid ini memberi pendidikan pada anak-anak dan mudah diingat. Nanti akan ada orang bilang, ‘Kepingin lihat masjid yang berkisah Nabi Musa bisa ke Ancol’,” ujar Aris dan Karlina.
Sementara rival mereka yang meraih juara 2 menamakan konsepnya “The Notch in Between Space”.
Dewan juri yang terdiri atas Achmad Noerzaman, Tateng K. Djajasudarma, dan Puguh Harijono, sebenarnya mengaku kesulitan menentukan karya terbaik lantaran semua finalis menghasilkan rancangan memukau dan modern.
“Semuanya bagus, ternyata perbedaan nilainya sangat tipis. Karya-karya Anda semua bagusnya dibangun di mana-mana. Kami kesulitan memilih,” ujar Puguh.
Namun Achmad Noerzaman memberi alasan menetapkan “Mandala Kisah” sebagai juara pertama. “Konteks sangat penting. Kekuatan narasinya jadi perhitungan kami dalam menilai,” ucap Direktur PT Arkonin tersebut.
Febrina Intan Direktur Marketing Pt. Pembangunan Jaya Ancol TBK, Saat memberikan Sertifikat Juara I Sayembara Desain Masjid Apung Ancol kepada Aris Adhi Nugraha.
Direktur Marketing PT Pembangunan Jaya Ancol, Febrina Intan, mengapresiasi animo peserta yang cukup berhasil menerjemahkan misi Ancol. "Satu acuan yang penting, masjid apung nantinya tidak hanya tempat ibadah, melainkan juga sebagai destinasi wisata. Orang yang datang dapat menikmati keindahan Ancol sambil mengingat kebesaran pencipta. Masjid apung juga dapat memberi kenangan saat pulang dari Ancol,” ucapnya.
Ihwal sulitnya menentukan desain masjid apung terbaik, ujar Febrina, karena masjid di Ancol bukan sekadar tempat ibadah, namun dpat menjadi ikon wisata yang dapat mengundang minat masyarakat menikmati suasana lepas pantai sekaligus mengagumi kebesaran alam ciptaan Tuhan.
Pendapat senada terucap dari Direktur Tempo Media Group Meiky Sofyansyah yang turut memberi sambutan. “Masjid apung bukan saja cantik, juga membuat orang betah beribadah di dalamnya,” ujarnya.
Sayembara Gagasan Desain Arsitektur Masjid Apung Taman Impian Jaya Ancol berlangsung sejak 30 September 2019. Berawal dari 115 karya, kemudian diseleksi sesuai kelengkapan dan persyaratan lomba menjadi 63 karya. Dari 63 karya ini, mengerucut hingga tersisa delapan finalis, melalui penjurian tahap dua pada 6 November silam.
Delapan karya terbaik tadi, mendapat kesempatan presentasi di hadapan tiga juri berpengalaman dari IAI hingga akhirnya terpilih empat pemenang sebagai berikut:
- Aris Adhi Nugraha, Karlina Wahyuningtyas dan Tyas Nugraheni dengan karya “Mandala Kisah”.
- Aris Munandar dan Sandi Supraedi dengan karya “The Notch in Between Space”.
- Sri Martuti, Khairul Syarif Pramudito, Roid Thomi, Andhika Pradana dan Andina Cahya Pertiwi dengan karya “Teras Ancol”.
- Yusuf Muda Utama dan Alam Fajarahman Mulyana dengan karya “Air Berbisik”.
(*)