Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bamsoet: GBN Bangun Nasionalisme melalui Budaya

Seni dan budaya menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan.

29 September 2022 | 17.22 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat membuka Bhinneka Culture Festival, di Gedung Gerakan Bhinneka Nasionalis, Jakarta, Rabu (28/9/22).
Perbesar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat membuka Bhinneka Culture Festival, di Gedung Gerakan Bhinneka Nasionalis, Jakarta, Rabu (28/9/22).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) yang dipimpin Ketua Erros Djarot dan Sekretaris Jenderal Dhia Prekasha Yoedha. Menurutnya, GBN jadi wadah perjuangan membangun nasionalisme melalui gerakan kebudayaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Upaya GBN menggerakan kebudayaan itu direalisasikan dengan pergelaran Bhinneka Culture Festival di Gedung Gerakan Bhinneka Nasionalis, Jakarta, Rabu, 28 September 2022. Selama acara terdapat berbagai kegiatan menarik seperti diskusi, pagelaran musik, peragaan busana, pertunjukan wayang kulit, pameran, lokakarya kartun, hingga festival kopi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Bamsoet, seluruh acara tersebut mengisyaratkan bahwa aktualisasi seni dan budaya memiliki ruang interpretasi yang begitu luas. “Seni dan budaya menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan," katanya saat membuka acara.

Bamsoet menerangkan, Bhinneka Culture Festival juga mengemban misi mulia untuk menguatkan nilai-nilai kebhinekaan, kebangsaan dan nasionalisme, yang seiring perkembangan zaman dirasakan semakin terpinggirkan dari ranah realitas sosial. Sekaligus menyadarkan bahwa pemberdayaan nilai-nilai kearifan lokal dapat menjadi rujukan dalam penyelesaian berbagai persoalan kebangsaan.

Di sisi lain, ia melanjutkan, Bhinneka Culture Festival juga dapat memfasilitasi kebangkitan perekonomian rakyat, antara lain melalui promosi produk-produk UMKM, IKM, dan ekonomi kreatif.

“Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam event ini juga menegaskan, bahwa seni dan budaya dapat menjadi piranti untuk membangun semangat kebersamaan, merajut sinergi dan kolaborasi, atau yang biasa kita sebut dengan gotong royong," ujarnya.

Menggairahkan nasionalisme melalui kebudayaan, menurut Bamsoet sangat penting. Pasalnya, berbagai survei menunjukkan lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi milenial. Survei Komunitas Pancasila Muda pada akhir Mei 2020 yang mencatat bahwa masih ada 19,5 persen generasi muda yang menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.

Sebelumnya, survei LSI Tahun 2018 juga mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018. Kemudian, Survei SMRC yang dirilis bulan Juni 2022 mengenai Sikap publik terhadap Pancasila dalam rangka Konsolidasi Sistem Politik Indonesia, mengisyaratkan bahwa dari tingkat yang paling elementer sekalipun, pengetahuan dasar masyarakat tentang Pancasila masih belum optimal, dengan skor 64,6 atau dalam kategori sedang.

“Hasil survei juga mengungkap bahwa komitmen publik terhadap nilai-nilai Pancasila, dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa juga diklasifikasikan dalam kategori sedang-sedang saja," kata Bamsoet. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus