Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bazar UMKM BRILiaN Bantu Perkenalkan Alpukat Probolinggo

Program Klasterku Hidupku BRI berhasil berdayakan petani alpukat di Probolinggo

31 Desember 2024 | 18.08 WIB

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangkapemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneks. DOK BRI
Perbesar
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangkapemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneks. DOK BRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS – Sebagai primadona dari daerah Maron, Probolinggo, Prov. Jawa Timur, alpukat dari Klaster Alpukat Probolinggo hadir di Bazar UMKM BRIliaN yang digelar di Area Taman BRI, Jakarta, pada pertengahan Desember lalu. Hasilnya, alpukat yang dibawa Dodik Handoko yang merupakan Ketua Klaster Alpukat Probolinggo, ludes dalam satu hari gelaran bazar tersebut.

“Bazar UMKM BRILiaN sangat membantu kami, semoga ini bisa menginspirasi pelaku UMKM lainnya, bukan hanya daerah sekitar kami, tapi menyebar ke seluruh Indonesia,” kata Dodik.

Dodik mengatakan, bazar yang dihadirkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI itu sangat membantu klasternya untuk bisa memperkenalkan alpukat Probolinggo ke pangsa pasar yang lebih luas agar bisa memberikan pendapatan lebih.

Klaster Alupkat Probolinggo merupakan bagian dari Klasterku Hidupku yang menjadi program pemberdayaan BRI dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus berkembang.

Melalui Klaster Alpukat Probolinggo, Dodik sukses memberdayakan diri sendiri dan lingkungan melalui alpukat. Ia bercerita, awalnya memulai dari menjual 100 kilogram alpukat lokal Probolinggo ke pasar-pasar kecil. Namun seiring waktu, jumlahnya terus meningkat, dari hanya mampu membeli 1 ton, kini Dodik mampu memasok hingga 30-40 ton alpukat ke berbagai pasar di Indonesia.

Nama Alpukat Probolinggo pun telah dikenal hingga di Pasar Induk Jakarta, Cikopo, Cibitung, Kramat Jati dan beberapa wilayah lainnya. Bahkan, saat ini, Alpukat Probolinggo telah menjadi salah satu ikon buah unggulan daerah. Tidak hanya dikenal di Jawa, Dodik juga memasok alpukat ke Medan, terutama ketika stok alpukat lokal di Sumatra sedang habis.

"Kalau Medan kekurangan, kami kirim dari Probolinggo. Sebaliknya, kalau Jawa yang habis, kadang suplai datang dari Medan. Jadi, saling melengkapi," kata Dodik.

Dirinya mengatakan, harga alpukat yang dijual pun bervariasi, tergantung pasarnya. "Kalau untuk supermarket, harganya bisa Rp30 ribu per kilogram. Kalau untuk pasar tradisional, mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 17 ribu per kilogram," ujar dia.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menuturkan, Klasterku Hidupku merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

Supari menambahkan bahwa program Klasterku Hidupku menjadi salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pada pemberdayaan. “Secara umum, strategi bisnis mikro BRI akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” kata Supari. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

Fifia Asiani

Fifia Asiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus