Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Cegah Phishing, Kominfo Tingkatkan Literasi Digital

Kementerian Kominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, menggandeng Tempo menggelar Coaching Clinic bertajuk "Awas Phishing Bikin Pusing".

29 Maret 2023 | 14.47 WIB

Puteri Indonesia 2008 sekaligus content creator, Zivana Letisha saat Coaching Clinic bertajuk "Awas Phishing Bikin Pusing" di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.
Perbesar
Puteri Indonesia 2008 sekaligus content creator, Zivana Letisha saat Coaching Clinic bertajuk "Awas Phishing Bikin Pusing" di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya terus meningkatkan literasi digital nasional, karena faktanya, Internet bukan saja memudahkan segala informasi tetapi juga menimbulkan berbagai ancaman baru, salah satunya phishing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Masifnya penggunaan internet juga membawa berbagai risiko seperti penipuan online, cyber bullying, hoaks, dan konten-konten negatif lainnya. Karena itu, harus diimbangi oleh kapasitas literasi digital yang mumpuni,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, saat menjadi keynote speaker pada Coaching Clinic bersama Siberkreasi “Awas Phishing Bikin Pusing” di Gedung Tempo, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada dua alasan perlunya meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Survei nasional literasi digital Kominfo, kata Semuel, mencatat bahwa indeks literasi masyarakat digital Indonesia masih 3,49 dari skala 5. “Artinya masih di kategori sedang, belum kategori baik. Perlu kita tingkatkan bersama meningkatkan literasi digital nasional,” ujarnya.

Alasan kedua, kejahatan siber seperti phishing semakin marak. Laporan The International Criminal Police Organization (Interpol) menyebutkan bahwa Indonesia menjadi target phishing tertinggi di ASEAN selama semester I 2019.

Bahkan, Indonesia Anti Phishing Data Exchange (IDADX) mencatat, hingga 30 September 2022, terdapat 34.622 laporan tren phishing (pengelabuan) domain id dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang dikumpulkan pada dashboard IDADX.

Untuk diketahui, phising adalah upaya c dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

Phishing berasal dari kata “Fishing” dalam bahasa Inggris yang berarti memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.

Karena itulah, Semuel menjabarkan bahwa Kementerian Kominfo terus menjalankan program untuk mengembangkan SDM digital. Kementerian Kominfo bersama gerakan nasional literasi digital Siber Kreasi serta mitra dan jejaringnya, akan terus hadir untuk memberikan pelatihan literasi digital.

Adapun berbagai pelatihan literasi digital yang telah dan sedang dijalankan yaitu kecapakan digital, budaya digital, dan keamanan digital. “Hingga 2021 lalu, program literasi digital ini telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi,” ucap Semuel.

Salah satu upaya literasi digital yang dilaksanakan Kementerian Kementerian Kominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi untuk mengatasi maraknya phishing, yakni dengan melibatkan Tempo melalui Coaching Clinic yang ditayangkan di kanal YouTube Literasi Digital Kominfo, Tempodotco, TempoTV, dan Facebook Tempodotco.

Puteri Indonesia 2008/Content Creator, Zivana Letisha hadir menjadi pembicara yang membeberkan betapa pentingnya menjaga data pribadi, serta selalu waspada agar tidak menjadi korban phishing.

“Menjaga data pribadi sangat penting karena itu konsumsi pribadi. Harus diakui, di zaman digital ini lebih susah karena kita banyak share di media sosial. Walau bagaimanapun, kita harus ingat bahwa data pribadi hanya boleh diketahui oleh diri sendiri saja. Bahaya kalau bocor ke orang lain,” ujarnya.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus