Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Ambang 5 Abad Jakarta, Warga Harap Penanganan Macet dan Banjir

Di usia menuju 5 abad, Jakarta masih dilanda banjir dan kemacetan parah. Warga berharap pemerintah membenahi transportasi umum dan kebijakan lainnya agar kehidupan lebih nyaman dan merata.

22 Desember 2024 | 16.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Jakarta sebagai kota global di usia menuju 5 abad masih mengalami masalah akut: kemacetan. Seluruh penghuninya, baik kalangan kelas atas hingga warga rentan harus berjibaku setiap hari untuk beraktivitas. Tomtom Traffic Index pada 2023 mencatat rata-rata waktu tempuh per 10 kilometer mencapai 23 menit 20 detik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil itu menempatkan Jakarta di posisi 30 dari total 387 kota di dunia. Peringkatnya menurun dibanding 2022 yang menempatkan Jakarta kota termacet nomor 29 di dunia. Bagaimana dengan London, New York, dan Tokyo yang selama ini jadi ‘kiblat’ kota global? Pada 2023, London ada di posisi puncak, New York di peringkat 20, dan Tokyo bertengger di urutan 27.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepintas Jakarta terlihat lebih mending, kendati begitu kemacetan membuat warga semakin stress, apalagi pekerja informal yang menggantungkan hidupnya dari penghasilan per hari. Hendra, pengemudi ojek online (ojol) mengeluhkan masalah tersebut. “Sepertinya tambah parah, deh. Apalagi di Jalan Sudirman dan kawasan Thamrin, kalau sore mengerikan,” kata dia pada Jumat, 20 Desember 2024.

Pengemudi ojol asal Madura ini berpendapat penyebab kemacetan karena bertambahnya jumlah pengguna roda empat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berani membuat kebijakan sehingga warga mau beralih menggunakan kendaraan umum.

“Orang berduit di rumah punya mobil lebih dari satu. Kadang tiap anggota keluarga punya mobil sendiri. Kalau mereka pakai masing-masing, bagaimana nggak tambah macet Jakarta,” kata Hendra. “Solusinya, pemerintah benahi transportasi umum seperti Transjakarta, JakLingko, KRL, jadi orang senang naiknya.”

Pendapat serupa diucapkan Kurir PT Pos Jakarta Pusat, Rizal. Namun dia menilai bukan semata kesalahan roda empat. “Motor juga, sekarang kan tiap rumah rata-rata punya motor. Harapannya ya perbanyak transportasi umum, dibuat semakin nyaman, supaya Jakarta nggak semakin macet,” ujarnya.

Selain kemacetan, Jaelani, sopir bajaj yang kerap menanti penumpang di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, menyoroti genangan air. “Saya bingung, hujan sedikit saja, banjir. Nggak tahu mengapa, salurannya mungkin tersumbat. Saya tinggal di Rawamangun, hujan saat malam sebentar, jam 4 pagi sudah banjir. Jadi, macet dan banjir ampun deh, bikin susah. Apalagi kalau lagi macet karena banjir, saya lihat banyak orang jadi gampang marah,” tuturnya.

Sebenarnya, Jaelani melanjutkan, kondisi saat ini sudah lebih baik. Banjir di tempat tinggalnya tidak separah 2 dekade silam. “Tahun 2001 pas zamannya (Gubernur DKI) Sutiyoso, kontrakan saya terendam sampai di atas kepala,” ia bercerita.

Bertumbuh besar di bibir pantai Sampang, Madura, Jaelani mengaku akrab dengan laut. “Saya bukannya sombong, di kampung jago renang. Tapi pas kena banjir di Jakarta malah kaget dan mendadak nggak bisa berenang,” ucap dia sambil terbahak.

Banjir dan macet memang berpengaruh besar pada warga rentan. Semakin sulit meraup rejeki tentunya berpengaruh pada kehidupan yang layak. Warga Cipinang Muara, Jakarta Timur, Dian Handayani berharap Pemerintah Provinsi Jakarta berupaya sekuat tenaga meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar merata dan tepat sasaran. “Sebenarnya sekarang sudah ada program pemerintah untuk kesejahteraan, cuma masih kurang tepat sasaran. Mungkin bisa diperketat lagi seleksi penerimanya,” kata dia. (*)

Sandy Prastanto

Sandy Prastanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus