Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesehatan merupakan unsur penting dalam pembangunan manusia Indonesia. Hanya masyarakat yang sehat dapat memuluskan cita-cita bangsa, terutama menuju Generasi Emas Indonesia 2045. Faktanya, pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2020 silam, menjadi tantangan besar untuk mencapai kesehatan masyarakat yang paripurna. Kendati pandemi mulai mereda seiring keberhasilan program vaksinasi, berbagai masalah terhadap kesehatan masih mungkin terjadi di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak-anak muda Indonesia banyak yang tergerak dan tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. Beragam inovasi dan upaya mereka jalankan. Ada yang terjun langsung ke lapangan, ada pula yang mengembangkan teknologi untuk menunjang tercapainya kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah webinar Inspiranation with 13th SATU Indonesia Awards 2022 bertema “Sehat Bersama, Melalui Inovasi Karya Anak Muda” pada pertengahan April lalu, sejumlah anak muda tampil berbicara tentang gairah mereka berupaya menciptakan manusia Indonesia yang sehat dan berdaya. Misalnya Rahmad, penderita bibir sumbing selama 18 tahun, kemudian mendapat bantuan operasi gratis pada 2011. Kemudahan yang ia peroleh membangkitkan niatnya untuk membantu penderita lain agar dapat tersenyum kembali lewat operasi gratis di Rumah Sakit Malahayati Banda Aceh dari Smile Train Indonesia.
Elmi Sumarni Ismau, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih Di Masa Pandemi COVID-19.
Rahmad kemudian berkeliling ke penjuru desa di Provinsi Aceh dengan mengendarai minibus untuk mencari sebanyak mungkin anak-anak kurang beruntung yang mengalami bibir sumbing. Tanpa kenal lelah ia mengajak pasien dan keluarganya agar datang ke rumah sakit dan mendapatkan operasi gratis dari Smile Train Indonesia. Kegigihannya berbuah manis. Sampai pertengahan 2019, Rahmad telah membantu lebih dari 3.200 pasien bibir sumbing.
Contoh lainnya yakni Elmi Sumarni Ismau yang prihatin melihat kaum difabel kurang mendapat perhatian selama pandemi Covid-19. Akhirnya Elmi membentuk Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas Untuk Inklusi (GARAMIN) NTT pada 14 Februari 2020. Karena Elmi menyadari bahwa kesehatan harus berlaku inklusif, untuk semua orang.
Ada pula M Zidny Kaffa dari Yogyakarta yang aktif bergerak menangani kasus Covid-19. Bersama rekan-rekannya, ia membuat gerakan PTC-19 untuk memitigasi dan membantu masyarakat yang terdampak, termasuk menggalang bantuan ekonomi.
Sementara itu, pemuda asal Banten yakni Arya Ananda memanfaatkan teknologi digital dalam menangani pandemi Covid-19. Ia membuat aplikasi EndCorona yang memiliki sejumlah fitur, antara lain asesmen pendeteksi gejala dan risiko hingga edukasi dan penangkal hoaks seputar Covid-19.
Setelah pandemi mereda, sudah saatnya Indonesia menggali potensi bahan-bahan obat dari negeri sendiri (fitofarmaka). Indonesia juga harus memiliki sarana dan prasarana medis yang dapat terjangkau untuk berbagai kalangan, sehingga dibutuhkan peran anak muda dalam berinovasi terhadap teknologi ini. Anak muda pun patut terus bergerak membantu berbagai lapisan masyarakat yang membutuhkan terutama kaum marginal, difabel, sehingga mampu mencapai kesehatan yang inklusif sesuai SDGs khususnya tujuan ke-3 yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Jika kamu atau teman dekat kamu ternyata memiliki perjuangan yang sama seperti contoh di atas, tunjukkan pada dunia sehingga semakin banyak yang terinspirasi dan termotivasi, bahwa anak muda Indonesia tampil berdaya untuk bangsa. Kamu bisa ikut berperan melalui 13th Satu Indonesia Awards 2022. Pendaftaran telah dibuka sejak 9 Maret-9 Agustus. Info lebih lengkap dapat dilihat di www.satu- indonesia.com. (*)
