Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harapan Besar BRIN Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Baterai

Diharapkan SDM baterai yang berjumlah 15 peneliti ini dapat fokus mendalami teknologi inti baterai. #InfoTempo

25 Juni 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, kendaraan listrik membutuhkan sistem penyimpan energi (baterai) yang menjadi salah satu perhatian teknologi kendaraan listrik saat ini. Sejumlah besar baterai diperlukan untuk memastikan tingkat kinerja yang diinginkan, yang mengarah pada peningkatan bobot kendaraan, biaya, dan penurunan kinerja kendaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, kata dia, BRIN merupakan satu-satunya lembaga penelitian di Indonesia kecuali perguruan tinggi. BRIN memiliki harapan besar terhadap pelaksanaan kegiatan baterai. Sumber daya manusia baterai yang sebelumnya tersebar di berbagai institusi kini terintegrasi dalam satu kelompok riset, yaitu Kelompok Riset Baterai di Pusat Riset Material Canggih, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diharapkan SDM baterai yang berjumlah 15 peneliti ini dapat fokus mendalami teknologi inti baterai sehingga dalam waktu dekat dapat menghasilkan output dan hasil penelitian yang dapat meningkatkan kemandirian teknologi bangsa. “BRIN juga membuka peluang kerjasama riset baterai dengan universitas, industri dan lembaga riset lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional di berbagai platform, antara lain Degree by Research (DBR), Program Postdoctoral, Visiting Researcher dan juga Visiting Professor,” tuturnya dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN Ratno Nuryadi saat agenda International Conference on Battery for Renewable Energy and Electric Vehicles (ICB- REV 2022) beberapa waktu lalu.

BRIN, khususnya Lembaga Riset Nanoteknologi dan Material, kata Handoko diminta untuk memperhatikan riset material dari hulu hingga hilir. Dari teknologi penambangan, sintesis prekursor, dan bahan aktif hingga proses daur ulang. “Kami akan fokus pada penelitian untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal seperti nikel sebagai bahan baterai melalui proses yang ramah lingkungan dan hemat biaya,” ujarnya. 

Prof. Dr. rer. Nat. Evvy Kartini, Pendiri National Battery Research Institute menuturkan, National Battery Research Institute (NBRI) tergerak untuk berkontribusi dalam kemajuan riset baterai di Indonesia. Sejak memulai kegiatannya pada Januari 2020, NBRI telah melakukan berbagai kegiatan antara lain Focus Group Discussion (FGD), NBRI lectures, Millennials Talks, dan Joint Webinars dengan berbagai institusi, universitas, industri, komunitas, baik dari lingkup nasional maupun internasional.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus