Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL — Sebanyak 13 pelaku usaha kopi di Jawa Barat (Jabar) melakukan business matching dengan 12 investor asing asal Singapura dan Malaysia, Kamis, 17 Oktober 2019 di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pertemuan para pelaku usaha kopi binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar dengan potential buyer ini masuk dalam rangkaian West Java Investment Summit (WJIS) 2019 pada 18 Oktober di Trans Luxury Hotel Kota Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Agenda pertama adalah mengunjungi perkebunan kopi Frinsa Agrolestari di Riung Gunung. Wildan Mustofa. Di kebun Frinsa ada tujuh varietas kopi, yaitu Linie S, Sigarar Utang, P88, Andungsari, Timtim, Kopyol, dan Borbor. Kebanyakan sudah berusia enam tahun, ditanam 2013 pada ketinggian terbaik yakni 1.600 MDPL.
Frinsa Agrolestari memiliki lahan seluas 150 hektare dengan keunggulan sustainable coffee development dan eco friendly processing. Produk Frinsa diekspor antara lain ke Belgia, Russia, hingga Jerman, Benua Australia hingga Amerika Serikat, dengan cupping score tertinggi 86,5 (Andungsari full washed) oleh cupper Dr. Jurgen Piechaczek (2019).
Selain Frinsa, para investor juga mendapatkan informasi dari perkebunan kopi lain, seperti, Malabar Coffee, Margamulya Cooperation, Kiwari Farmers, Maju Mekar, serta Mahkota Coffee. Disusul acara Cupping Session, mencicipi specialty coffee Jabar, dan One-on-One Meeting antara investor, dan petani kopi.
Kepala Bidang Industri AKTA (Agro, Kimia, Tekstil, dan Aneka), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Arif Muchamad Fazar, berharap nilai ekspor kopi Jabar akan meningkat sesuai dengan fokus Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dalam membuka peluang bagi investor kopi.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura, Ramdan Denny Prakoso, yang mendampingi para petani kopi menyatakan, site visit dan business matching ini bisa meningkatkan potensi ekspor kopi dari Jabar.
Victor Mah, President Singapore Coffee Association mengatakan, ia merasa senang bisa memenuhi undangan BI Singapura untuk melihat langsung produksi kopi Jabar khususnya di Kabupaten Bandung.
"Saya sangat tertarik mendengar penjelasan Pak Wildan (Frinsa Agrolestari) dalam hal persiapan penanaman bibit kopi. Semua sangat organik," ujar Victor.
Victor memastikan bahwa Singapore Coffee Association siap bekerja sama dengan pelaku usaha kopi di Jabar. "Kami juga akan menandatangani MoU untuk membawa kerja sama ini ke tahap selanjutnya," kata dia.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabar, Dody Firman Nugraha, menuturkan bahwa produk kopi Jabar berada di urutan ke-11 secara nasional. Pada 2017, sebanyak 2,6 persen atau 17.000 ton kopi Jabar dengan komposisi 55 persen Arabika dan 45 persen Robusta menyumbang 639.000 ton produksi kopi Indonesia. Luas lahan perkebunan kopi di Jabar sendiri adalah 34.000 hektare.
"Keunggulan kopi Jabar antara lain cita rasa spicy, caramel, nutty, floral, dan bright acidity. Selain itu, juga sudah menjadi juara di berbagai event cupping test dunia," ujarnya.
WJIS 2019 "Accelerating Infrastructure Development through Innovative Investment" akan dibuka oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Jumat, 18 Oktober pukul. Acara ini diikuti 250 peserta mulai dari para investor domestik dan asing, mitra sister province, asosiasi, hingga pengelola kawasan industri. (*)