Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggoreskan gambar berbentuk lingkaran pada sebuah kanvas. Lingkaran itu tak penuh, ada celah terbuka diujung atasnya. Sementara Menteri Pariwisata Sandiaga Uno memilih menggoreskan tiga garis di kanvas kosongnya. Kemudian dua gunung menjadi pilihan goresan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Bintang Puspayoga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selamat atas terselenggaranya Police Art Festival 2022. Semoga menjadi ajang apresiasi bagi teman-teman disabilitas. Dengan goresan di kanvas putih, Saya harap akan diteruskan oleh kawan-kawan difabel sehingga menghasilkan karya yang indah. Perbedaan yang justru terciptakan saling menginspirasi berjalan beriringan tanpa ada yang tertinggal. Semoga Polri semakin dicintai masyarakat,” tutur I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau dikenal Menteri Bintang Puspayoga melalui rekaman video.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video tersebut mengawali acara penutupan Police Art Festival 2022 yang berakhir pada Sabtu, 17 Desember 2022 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Seorang siswi kelas 11 SLBN 2 Jakarta Asyifa Dania Nurhaliza kemudian melanjutkan acara dengan membacakan Surat Buat Kapolri, Surat dari para disabilitas untuk Bapak Kapolri.
Dalam suratnya, Asyifa menceritakan bagaimana dirinya melihat kinerja polisi dan berkeinginan menjadi polisi. “Tapi tentu saja itu tidak akan bisa. Tes menjadi polisi pastilah berat. Apalah daya saya. Tapi Pak bila ada yang bisa kami lakukan bilang saja. Kami siap.”
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dibacakan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri Komjen. Pol. Prof. Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. Polri, kata dia, peduli kepada seniman dan berupaya mengusung kesederhanaan dengan tujuan menggaungkan keberagaman dari karya seni. “kami mengadakan signature event yang mengikuti perkembangan zaman.”
Kapolri pun, kata Ryco, mengajak generasi muda ikut percepatan pemulihan nasional, membangun semangat kolaborasi. “Maaf dalam penyelenggaraan kurang berkenan. Semoga acara ini terus terselenggara sehingga menjalin komunikasi karya terbaik dann menginspirasi.”
Sementara itu, Ryco mengaku tertarik dengan salah satu hasil karya seni dari peserta putri disabilitas. “Saya mendapatkan inspirasi. Suatu pesan bahwa polisi perlu memberikan pelayanan kepada Disabilitas.” Dia pun berencana akan menjadikan karya itu sebagai cover buku dalam buku kurikulum Etika Pelayanan Disabilitas mendatang.
Sebelumnya, Ryco telah menyiapkan kurikulum Etika Pelayanan Disabilitas untuk menghadapi kelompok rentan seperti perempuan, ibu dan anak, disabilitas, termasuk orangtua dan jompo. “Kami mempersiapkan kurikulum pendidikan untuk memberikan etika pelayan dari tamtama sampai perwira. Salah satu bentuk keberpihakan, kepedulian kepada teman disabilitas. We Love You,” ujar Ryco.
Direktur Utama Tempo Inti Media Harian Meiky Sofyansyah mengatakan, Polri secara mengejutkan menggelar hajatan yang inspiratif. Hampir dua tahun Polri memberikan ruang untuk merangkul seniman mural dan saat ini merangkul komunitas difabel. “Tahun lalu tidak terpikir, dan Polri ternyata lebih sensitif (dengan merangkul disabilitas –red).”
Institusi Polri, kata Meiky, berusaha menjadi bagian dari masyarakat yang melekat, tak memiliki jarak untuk mengayomi membantu masyarakat. “Apa yang dilakukan Polri dan Tempo baru tahap awal. Gagasan besar Polri untuk memberi ruang publik ekspresi untuk nawaitu Indonesia lebih baik. Terimakasih sudah bermitra, tahun depan memberi ruang lebih banyak kepada komunitas. Intinya memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berbuat lebih baik untuk Indonesia.”
Police Art Festival 2022 juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik yang dinyanyikan oleh teman-teman musisi jalanan penyandang disabilitas. Mereka menyanyikan lagu ”Jangan menyerah” dari D’Masiv dan “Sempurna” dari Andra& the Backbone. Sebelum acara berakhir, tiga lukisan yang digoreskan oleh Kapolri, Menteri Pariwisata, dan Menteri PPA diserahkan oleh para pelukis yang diamanahkan untuk menyelesaikan lukisan itu, yakni Kana Fuddy Prakoso untuk goresan Menteri PPA, Ridwan Manantik untuk goresan Menteri Pariwisata, dan Razqa Nayla Asshiddiqi untuk goresan Kapolri.
Police Art Festival diikuti oleh Seniman difabel, Seniman jalanan, serta perwakilan dari berbagai Polda. Total terdapat 45 tim yang terlibat, terdiri atas 10 Tim Polda, 15 tim Seniman difabel, dan serta 20 tim seniman jalanan. Penyelenggaraan Police Art Festival 2022 diakhiri dengan pemilihan lima karya favorit yang masing-masing mendapat hadiah Rp 15 juta. Adapun lima karya favorit itu yakni tim Pinsiana Cartoon dari Polda Bali, Purnama dari teman disabilitas, Zideny dari teman disabilitas, Tim Talenta dari disabilitas, dan Zealone dari seniman jalanan.