Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kerja Sama BIN Mensukseskan Target Vaksinasi

Badan Intelijen Negara melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat penyunyikan vaksin. BIN adalah salah satu lembaga yang berada di garda depan dalam pencegahan virus Covid-19.

29 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Percepatan vaksinasi terus dilakukan pemerintah, untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Dalam strategi percepatan vaksinasi pemerintah berkolaborasi dengan banyak pihak untuk menjangkau capaian penyuntikan vaksin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolaborasi tersebut membuat Indonesia berada di peringkat kelima dunia berdasarkan jumlah penduduk yang divaksin dan peringkat keenam berdasarkan jumlah dosis digunakan. Salah satunya adalah peran Badan Intelijen Negara (BIN) dalam membantu percepatan vaksinasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deputi Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya, mengatakan lembaga telik sandi mulai menggelar vaksinasi pertama pada 14 Juli 2021. Pada saat itu ketersediaan vaksin sangat terbatas. "Kami melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan vaksin," kata Made, dalam diskusi yang digelar Tempo Media Group bertajuk “Kerja Sama Dalam Negeri dan Luar Negeri Percepatan Vaksinasi”, Kamis, 27 Januari 2021.

Dok: Badan Intelijen Negara

Made menceritakan ditugasi pimpinan untuk menyelenggarakan vaksinasi. "Saya bertugas menyediakan vaksin, kami bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan di daerah agar disiapkan vaksin,” ujarnya.

Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri BIN, Mayjen TNI Agoes Joesni, ketelibatan BIN dalam mempercepat vaksinasi adalah amanat undang-undang dan perintah Presiden Jokowi. "Presiden memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga harus bergerak bersama-sama mengatasi penyebaran pandemi Covid-19," kata Agoes.

Menurut Agoes, BIN adalah salah satu lembaga yang berada di garda depan dalam pencegahan virus Covid-19. "Karena itu, kami mulai merancang bagaimana melaksanakan vaksinasi secara nasional yang didukung oleh stakeholder yang kita miliki di wilayah," tuturnya.

Dok: Badan Intelijen Negara

Ketua Stem Cell Research and Development Center Universitas Airlangga, Dokter Purwati, mengatakan percepatan vaksinasi dengan dukungan berbagai lembaga pemerintah, seperti BIN adalah patut diapresiasi.

Per 25 Januari, tercatat sebanyak 306 juta dosis vaksin yang disuntikkan. “Dosis lengkap sudah sekitar 44,3 persen. Indonesia menduduki peringkat lima secara global setelah Cina, India, Amerika Serikat dan Brasil,” tuturnya.

Dok: Badan Intelijen Negara

Menurut dia pencapaian vaksinasi ini tidak mudah karena beberapa kendala. Pertama, perlu pengadaan karena belum banyak perusahaan yang memproduksi vaksin. Perlu kerja sama dengan berbagai negara untuk mendapatkan akses vaksin.

Kedua, perlu edukasi kepada masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi. "Seperti apa dan bagaimana vaksin yang digunakan, bagaimana fungsi vaksin saat pandemi dan bagaimana KIPI yang timbul,” kata Purwati.

Menurut dia, semua ini harus dijelaskan kepada masyarakat melalui edukasi. “Karena tidak mudah, dengan latar belakang budaya dari Sabang sampai Marauke.”

Ketiga, adalah distribusi vaksin dengan cakupan wilayah Indonesia yang luar.

Keempat, kesiapan vaksinator dengan kolaborasi banyak pihak. “Baik dari institusi pemerintah dan masyarakat yang nantinya diharapkan keterlibatan dari pihak swasta. Jadi saling bergotong royong," kata Purwati.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus