Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolaborasi TNI AD Merawat Semangat Kebangsaan Gen Z

Sebanyak 180 milineal semakin memahami pentingnya merawat semangat kebangsaan dan menjaga 4 Konsesus Dasar Bangsa.#InfoTempo

30 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Agus Subiyanto mengapresiasi semangat 180 milenial yang mengikuti Bootcamp TNI AD to Gen Z di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, 31 Juli - 3 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia berharap bootcamp ini meningkatkan kualitas SDM para generasi penerus. “Jadi, tujuan bootcamp selain mengenalkan tentang TNI AD dan tugas-tugasnya, kita ingin generasi muda lebih baik dari generasi terdahulu, memiliki wawasan kebangsaan. Selain itu, mengajak mereka senantiasa berbuat kebaikan,” ujarnya saat upacara pembukaan Gedung Chandraca, Markas Kopassus pada Selasa, 1 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Letjen TNI Agus Subiyanto, bootcamp ini setidaknya memiliki lima tujuan. Pertama, menanamkan semangat kebangsaan kepada Gen Z. Dua, mengakrabkan TNI dengan Gen Z. Tiga, mencetak Gen Z yang memiliki kecintaan kepada NKRI. Empat, mencetak generasi muda yang memiliki kepedulian terhadap masalah sosial. Lima, Gen Z mampu menyuarakan ajakan merawat kebangsaan melalui media sosial.

Para milenial ini hasil seleksi dari 34 provinsi. Setiap provinsi mengirimkan wakilnya, tiga mahasiswa dan dua siswa SMA untuk terbang ke Jakarta. Mereka telah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, sejak Senin, 31 Juli 2023.

Adapun, Bootcamp TNI AD to Gen Z merupakan hasil kerja sama TNI AD dengan Tempo Media Group. Walau demikian, pembekalan semangat kebangsaan turut melibatkan sejumlah tokoh dan lembaga. Dimulai dari Ketua Dewan Pers Indonesia, Ninik Rahayu yang menjabarkan materi berjudul “Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Pancasila” pada Senin malam.

Ninik menuturkan pentingnya keragaman dan merawat 4 Konsesus Dasar Bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat konsesus tersebut, secara orisinal bersumber dari budaya bangsa yang telah digali para Founding Fathers. Karena itu, Ninik meminta generasi penerus mewaspadai paham terhadap ideologi impor yang mengancam ideologi negeri ini, Pancasila. 

Pesan serupa juga disampaikan pemateri di hari kedua bootcamp, Selasa, 2 Agustus 2023. Kolonel Infanteri Irfan Amir yang membawakan materi Wawasan Kebangsaan mengingatkan, berbagai ancaman terus menerpa keutuhan bangsa ini, bahkan semakin menguat di era digitalisasi dan globalisasi. “Kita harus siap menghadapi semua tantangan tersebut demi keutuhan NKRI,” ucapnya.

Sebab itulah, bootcamp menjadi salah satu cara TNI AD menjalankan perannya sebagai penjaga bangsa dengan menyiapkan Gen Z menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul. “Kalian harus memiliki wawasan kebangsaan. Harus memahaminya sehingga muncul semangat kebangsaan. Kalau masih termakan hoaks berarti kita belum cerdas,” kata Kolonel Infanteri Irfan Amir.

Pentingnya wawasan kebangsaan kembali dipertegas Wakil Kepala BPIP, Karjono Atmoharsono, yang menekankan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa yang mengikat seluruh masyarakat untuk saling mendukung dan menjaga keutuhan bangsa.

Dalam melihat situasi yang kompleks di negeri ini, persatuan dan kesatuan adalah kunci untuk menghadapi berbagai tantangan, seperti yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan dari masa ke masa.

Salah satu faktor penting merawat kebangsaan, Karjono melanjutkan, yakni menumbuhkan dan merawat toleransi. “Ini penting karena berbagai penelitian menunjukkan terjadi degradasi nilai dan lunturnya pemahaman terhadap ideologi bangsa, Pancasila,” kata dia.

Karjono mengutip hasil survei Setara Institute pada Mei silam bahwa 83,3 persen siswa SMA menganggap Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti. Karena itu, Karjono mengapresiasi langkah TNI AD yang menggelar bootcamp sebagai antisipasi dan menumbuhkan kembali pentingnya menjaga NKRI.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Ismail Hasani mengingatkan bahwa salah satu ancaman terbesar terhadap Pancasila adalah intoleransi. Ironis, bibit-bibit intoleran secara tidak sadar telah disemaikan oleh pemangku kepentingan, misalnya peraturan daerah yang berpihak pada golongan tertentu.

Ia berharap anak muda menjadi agen perubahan yang dapat menyebarluaskan semangat kebangsaan. Para peserta bootcamp yang berasal dari berbagai daerah ini mendapat kesempatan untuk bertemu dan bergaul. Ismail optimistis kesempatan ini dapat meningkatkan toleransi. 

“Insentitas pertemuan yang beragam dapat meningkatkan toleransi. Sebaliknya, kalau kelompok masyarakat membiasakan diri tertutup, maka pergaulan semakin sempit dan mudah menumbuhkan intoleransi.”

Sebagai agen perubahan di era digital, para peserta juga didorong untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat penyebar semangat positif. Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin mendapat kehormatan ini melalui materi “Teknik Menulis Konten Media Sosial yang Menarik dan Positif” pada Selasa malam, 1 Agustus 2023.

Kian menarik, Qaris tak hanya menekankan pentingnya menyebar berita positif, tetapi juga memberi trik dan tips untuk meningkatkan engagement di media sosial. Hal ini penting agar kabar positif semakin luas diketahui masyarakat.

Para peserta juga semakin mengenal dunia kemiliteran melalui berbagai kegiatan yang digelar TNI AD. Antara lain atraksi prajurit Kopassus yang menguasai berbagai keahlian tempur, bela diri, pengenalan alutsista, praktik mountaineering, latihan menembak senjata ringan, serta penayangan berbagai prestasi dunia yang diraih Kopassus.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus