Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Momentum Transformasi BPS

Hari Statistik Nasional 2021 merupakan momentum bagi BPS untuk bertransformasi dalam menyediakan data statistik berkualitas.

16 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Statistik Nasional (HSN). Pada peringatan HSN tahun ini bertema 'Statistik Berkualitas untuk Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'. Namun, HSN bukanlah hari jadi Badan Pusat Statistik (BPS), tetapi hari diundangkannya UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peringatan HSN dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya statistik. Karena itu, HSN tak hanya dirayakan oleh BPS, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan bahwa HSN merupakan momentum untuk menyadari betapa penting peran statistik dalam evidence-based policy dan decision making, baik yang dilakukan oleh pemerintah, stakeholders, dan masyarakat luas untuk berbagai kepentingan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam peringatan HSN 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mengajak seluruh insan statistik untuk membangun upaya kolektif dalam penyediaan data statistik yang cepat dan berkualitas. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas pengumpulan data di lapangan menjadi terbatas.

Menurut Jokowi, pengokohan kolaborasi dan pemanfaatan teknologi terkini dengan tetap mengacu pada kaidah ilmu statistik juga perlu dilakukan untuk mewujudkan Satu Data Indonesia. "Selamat Hari Statistik Nasional 2021. Mari kita bangun Statistik Berkualitas untuk Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh," kata Jokowi.

Ma'ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia

Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma'ruf Amin, juga turut memberikan harapan pada peringatan HSN 2021. Ma’ruf berharap dengan tata kelola data yang baik, implementasi kebijakan dapat dilakukan dengan akurat dan tepat sasaran, terutama terkait program-program yang langsung menyentuh masyarakat, seperti percepatan penanggulangan kemiskinan dan percepatan penanggulangan stunting.

"Dengan semangat HSN, peran serta masyarakat dalam kegiatan statistik perlu didorong untuk menghasilkan data statistik yang berkualitas," ucap Ma'ruf.

Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju juga mengucapkan Selamat Hari Statistik Nasional 2021. "Yuk, kita jadikan ini (HSN 2021, red) sebagai momentum untuk mengakselerasikan pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia berbasis data," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno.

Muhadjir Effendy, Menteri PMK

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, mengatakan pentingnya data statistik yang akurat dalam pengambilan kebijakan agar tepat sasaran. "Data statistik berperan sangat penting dalam penyusunan kebijakan serta menjamin akurasi pelaksanaan berbagai program pemerintah," kata Muhadjir.

Suharso Monoarfa, Menteri PPN/Kepala Bappenas

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, berharap agar kita semua dapat terus menghasilkan data berkualitas. "Untuk mendukung pembangunan nasional demi masa depan Indonesia maju," ujar Suharso.

Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI

Ketua DPR RI, Puan Maharani pun berharap data statistik dapat menggambarkan situasi dan kondisi di masyarakat secara jujur. Hal ini karena data statistik menjadi acuan kuat dalam menentukan arah pembangunan.

Pemanfaatan Data Administrasi dan Big Data

Margo Yuwono, Kepala BPS

Harapan dan dukungan Presiden, Wapres, serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju menjadi pendorong bagi BPS untuk bertransformasi dalam menyediakan data statistik berkualitas. HSN 2021 merupakan momentum bagi BPS untuk bertransformasi. "Di era disrupsi seperti sekarang ini, BPS sebagai penyedia data statistik Indonesia tentunya berupaya beradaptasi dan bertransformasi dalam proses bisnis statistik agar dapat menghasilkan data statistik terkini secara cepat," kata Margo Yuwono.

Transformasi yang dilakukan BPS, salah satunya dalam hal pengumpulan data yang selama ini mengandalkan wawancara tatap muka. Sampel yang semakin besar membutuhkan biaya yang semakin besar pula. Ditambah waktu dan kualitas ditentukan petugas sensus/survei. Menghadapi kondisi seperti itu, inovasi dilakukan BPS dengan melakukan survei berbasis online. Proses ini menjadi tantangan baru bagi BPS karena bergantung pada literasi responden, serta masih rendahnya respon dari responden.

Semangat transformasi terus dilakukan BPS. Di samping upaya-upaya perbaikan dalam pelaksanaan pengumpulan data dengan tatap muka maupun online, BPS juga sudah memanfaatkan data administrasi serta big data sebagai sumber data baru untuk official statistics. Optimalisasi pemanfaatan kedua sumber data baru tersebut diharapkan dapat mereduksi biaya dan waktu dalam pengumpulan data statistik.

Penguatan data administrasi sejalan dengan Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, di mana BPS diamanatkan sebagai pembina data statistik sektoral. BPS berkomitmen melakukan pendampingan dan monitoring untuk kegiatan statistik yang dilakukan kementerian/lembaga/pemerintah daerah. “Jika semua instansi sudah melakukan kegiatan statistik sesuai standar di Satu Data Indonesia, maka bagi-pakai data antarinstansi pemerintah dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi di dalam pengumpulan data di Indonesia,” kata Margo Yuwono dalam Peluncuran Wajah Baru Berita Resmi Statistik, (1/10).

Pemanfaatan big data dilakukan oleh BPS sebagai pelengkap dan kontrol kualitas bagi official statistics yang dilakukan melalui sensus dan survei.  "Inisiatif pemanfaatan big data oleh BPS, salah satunya dengan Mobile Positioning Data (MPD) untuk mengetahui jumlah wisatawan mancanegara pada daerah perbatasan yang tidak dicakup dalam kantor imigrasi, mencatat wisatawan nusantara, dan untuk mengetahui data commuter," ujar Margo pada momen Seminar HSN 2021 bertajuk 'Big Data Practice in Public Sector', (25/9).

Seminar yang digelar secara virtual (melalui Zoom dan YouTube) tersebut merupakan puncak peringatan HSN 2021. Seminar HSN 2021 menghadirkan narasumber Imam Machdi (Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS), Sudarto (Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Komunikasi Kementerian Keuangan), Edmon Makarim (Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia), dan Muhammad Ghifary (Senior Vice President of Digital Banking Division BRI). Seminar membahas bagaimana tata kelola big data dan tantangan pemanfaatannya pada sektor publik.

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian

Dalam seminar tersebut, Kepala BPS juga meluncurkan logo Sensus Pertanian 2023 (ST2023), yang merupakan sensus pertanian ketujuh yang dilakukan BPS. Sebagai keynote speaker, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pentingnya data statistik yang akurat dan benar dalam perencanaan hingga mengukur keberhasilan pembangunan sektor pertanian di Indonesia. Syahrul pun menegaskan, data dan statistik tidak boleh terpengaruh kepentingan tertentu, karena merupakan sumber informasi untuk menentukan kebijakan.

"Perencanaan, agregasi, dan konsepsi yang terstruktur dan baik hanya ada dari data statistik. Oleh karena itu, bagi saya sebagai Menteri Pertanian data lah sumber informasi yang tidak boleh terakrobatisasi atau bias dari kepentingan-kepentingan yang ada," kata Syahrul.

Menurutnya, data menjadi sangat penting karena dapat menentukan arah sebuah kebijakan. Karena itu, setiap pemangku kepentingan yang berkenaan dengan statistik harus memanfaatkan momentum ini sebagai konsolidasi konsepsi bersama.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus