Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Nessie Judge, kreator konten horor yang kerap menghadirkan cerita-cerita mencekam, kembali membuat gebrakan. Dalam video terbaru kanal YouTube-nya, Nessie tampil berbeda dengan mengangkat tema kesehatan yang tidak kalah menyeramkan. Bersama dr. Aditiawarman, MPH, seorang ahli kesehatan masyarakat, ia mengeksplorasi sisi gelap dunia medis dalam segmen Interrogation Room. Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah gizi tubuh yang ternyata menyimpan fakta-fakta mengejutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pembahasan ini, Nessie dan dr. Aditiawarman memulai dengan menyoroti fenomena peningkatan konsumsi gula di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, masyarakat Indonesia menunjukkan kecenderungan yang semakin bergantung pada gula, baik dalam makanan maupun minuman. Grafik yang disorot dalam video menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, yang diikuti dengan peringatan serius. Menurut dr. Aditiawarman, konsumsi gula yang berlebihan memicu berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes, yang sering kali muncul tanpa gejala awal yang signifikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, yang membuat penonton tercengang adalah fakta bahwa diabetes tipe 2 tidak selalu terkait dengan makanan manis. Tubuh manusia, melalui proses alami yang disebut glukoneogenesis, dapat memproduksi glukosa dari zat-zat nonkarbohidrat seperti protein. Ini berarti bahwa bahkan mereka yang jarang mengonsumsi makanan manis tetap berisiko mengalami penumpukan gula berlebih dalam tubuh jika pola makan tidak sehat dan gaya hidup tidak aktif terus berlanjut. Dr. Aditiawarman menekankan pentingnya mematuhi anjuran Kementerian Kesehatan untuk membatasi konsumsi gula hingga maksimal 50 gram per hari, setara dengan empat sendok makan.
Fakta menarik lainnya muncul saat Nessie mengangkat topik tentang kemasan berlabel BPA free. Banyak yang percaya bahwa label ini menandakan produk lebih aman. Namun, dr. Aditiawarman menjelaskan bahwa kemasan tersebut masih mengandung zat kimia tertentu yang berpotensi membahayakan kesehatan jika tidak digunakan dengan benar. Meski demikian, batas aman kandungan BPA dalam kemasan pangan telah diatur oleh BPOM, yaitu tidak lebih dari 0,6 bpj (600 mikrogram per kilogram). Dengan jumlah itu, dibutuhkan sekitar 16.000 liter air/kg dari berat badan setiap individu untuk membuat kandungan BPA memiliki efek terhadap kesehatan tubuh.
Bahkan, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk menetralkan sebagian besar kandungan BPA yang masuk, dengan 90 persen zat ini dikeluarkan melalui urine.Sehingga yang tersisa di dalam tubuh hanya 10 persen atau sekitar 4,3 ng/ml pada tubuh anak-anak, 2,8 ng/ml pada remaja, dan 2,3 ng/ml pada orang dewasa.
Bagaimana dengan kandungan BPA pada galon air? Hal ini masih tergolong aman. Bahaya BPA pada galon patut diwaspadai ketika galon terpapar panas matahari di atas 70 derajat Celsius selama kurang lebih 10 hari.
Guna menghindari kekhawatiran, dr. Aditiawarman, MPH memberikan sejumlah tips, yaitu pilih kemasan dalam kondisi bagus/tidak rusak, jauh dari tanggal kedaluwarsa, dan jangan menuangkan makanan/minuman panas ke dalam wadah.
Dalam video ini, Nessie tidak hanya mengupas sisi medis dari gizi tubuh tetapi juga menyelipkan narasi edukatif dengan gaya khasnya yang mengundang rasa penasaran. Ia menyampaikan bahwa memahami gizi tubuh lebih dari sekadar mengatur pola makan. Faktor lingkungan, kebiasaan sehari-hari, hingga kemasan makanan turut memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.(*)