Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Nilai ekspor sayuran bubuk yang mencakup bubuk kelor mengalami peningkatan selama Januari hingga September 2024. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) merupakan salah lembaga yang konsisten mendorong potensi daun kelor hingga olahannya kini digemari oleh pasar luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tingginya minat mancanegara terlihat dari nilai ekspor sayuran bubuk yang naik dari tahun ke tahun atau year on year. Contoh, dari US$ 7,21 juta pada Januari-September 2023 menjadi US$ 13,75 juta pada periode yang sama di 2024. Naik hingga 90,74 persen. Demikian pula, volumenya pun meningkat 169,41 persen dari 1.610 ton menjadi 4.350 ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peningkatan kumulatif tertinggi nilai ekspor terjadi ke Cina (naik US$ 7,39 juta), Thailand (naik US$ 110,54 ribu), Arab Saudi (naik US$ 71,01 ribu), Jepang (naik US$ 46,09 ribu), dan Malaysia (naik US$ 35,08 ribu).
Adapun program yang dijalankan oleh LPEI dalam mengembangkan potensi ekspor daun kelor, antara lain Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa. Program CPNE LPEI berfokus pada pembekalan keterampilan ekspor, pemahaman tentang regulasi pasar global, dan strategi pemasaran yang tepat.
Salah satu alumni CPNE yang berhasil mengekspor produk olahan kelor adalah PT Keloria Moringa Jaya. Pemilik perusahaan itu, Fachrul Rozi Lubis, bersyukur mendapat pelatihan dari LPEI mulai dari cara mencari pembeli, menentukan kode HS produk, hingga menghitung biaya ekspor untuk menghindari kerugian. “Selain itu, kami diajari cara membuat company profile dan e-katalog yang efektif untuk menawarkan produk kami kepada pembeli di luar negeri,” ujarnya.
Produk pertama PT Keloria Moringa Jaya yang diekspor adalah tepung kelor seberat 20 kg dalam satu koli, dikapalkan ke Australia pada awal 2021. Sedangkan kini volumenya melonjak jadi 300 kg dalam satu pengiriman, dengan frekuensi pengiriman antara satu hingga tiga kali dalam sebulan. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor mencapai sekitar US$ 5,400 per bulan.
Lebih dari 75 persen dari total penjualan produk Keloria Moringa saat ini berasal dari pasar ekspor, sementara sisanya 25 persen ditujukan untuk pasar lokal. Produk tepung kelor ini juga digunakan di luar negeri sebagai campuran jamu dan bumbu masakan. (*)