Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sabtu besok, 7 Desember 2024, jalan di kawasan Tugu Religi MTQ, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, akan disulap menjadi catwalk. Para model berlenggak-lenggok menampilkan keindahan wastra sebagai bukti kecintaan dan pelestarian budaya di Bumi Anoa. Masyarakat dapat menikmati "pesta wastra" itu dalam event Sultra Tenun Karnaval 2024 dengan tema "Beauty of Culture Southeast Sulawesi".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sultra Tenun Karnaval adalah kegiatan tahunan yang digagas oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara. Berlangsung sejak 2017 dengan nama "Karnaval Tenun Daerah", kegiatan ini bergulir secara simultan, meski sempat terhenti karena pandemi Covid. Kemudian berjalan kembali pada 2022 dengan slogan "Wonderful Sulawesi Tenggara" dan di 2023 bertema "Legenda Sulawesi Tenggara”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli Tombili mengatakan, Sultra Tenun Karnaval merupakan wujud semangat dalam melestarikan budaya sekaligus menjadi panggung besar yang menampilkan keindahan, seni, kearifan lokal, serta potensi ekonomi kreatif. "Kami juga mendorong kreativitas perajin dan pelaku usaha tenun untuk menciptakan inovasi yang dapat menarik wisatawan lokal, nasional, hingga mancanegara," kata Belli kepada Tempo, Senin, 26 November 2024.
Sultra Tenun Karnaval 2024 melibatkan komunitas tenun, perancang busana, asosiasi mode, hingga pelajar dari 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara. Dinas pariwisata juga menggandeng perancang busana nasional Defrico Audy dan Asosiasi Karnaval Indonesia untuk menghadirkan sentuhan modern pada acara ini.
Parade busana dari kain tenun dalam acara Sultra Tenun Karnaval 2023 yang berlangsung di Kota Kendari, pada Ahad, 3 Desember 2023. Semarak acara ini menjadi wujud perhatian terhadap kekayaan wastra Sulawesi Tenggara. Dok. Pemprov Sultra
Ada tiga agenda utama Sultra Tenun Karnaval 2024, yakni karnaval tenun yang menampilkan parade beragam kain tenun, peragaan busana berbasis kain tenun, dan pameran produk unggulan daerah. "Sultra Tenun Karnaval adalah bentuk kebanggaan dari warisan leluhur yang tercermin dalam motif-motif tenun," kata Belli seraya berharap kegiatan ini menjadi karnaval tenun terbesar di Indonesia Timur. Dinas Pariwisata tidak sendiri dalam menyelenggarakan Sultra Tenun Karnaval. Ada juga peran Dinas Perindustrian, Dinas Koperasi, dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) untuk memperluas jaringan dan daya tarik acara.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad mengapresiasi ajang Sultra Tenun Karnaval untuk menjaga keberlanjutan dan mendukung industri tenun. Peran dinas yang dipimpin Fitrah adalah memberikan berbagai pelatihan dan pembinaan bagi para penenun hingga ke pelosok. "Kami memberikan bantuan alat tenun dan mengembangkan motif-motif baru," katanya.
Fitrah berharap setiap kabupaten/kota yang menjadi peserta Sultra Tenun Karnaval dapat memanfaatkan momentum ini untuk memamerkan kekayaan motif tenun masing-masing. Dengan begitu, keanekaragaman ini mampu menarik perhatian wisatawan dan pelaku industri dari luar daerah, bahkan internasional.
Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto juga memberikan perhatian pada eksistensi kain tenun Sulawesi Tenggara. Dalam berbagai kesempatan, Andap mengatakan kain tenun merupakan warisan budaya dan bagian dari tradisi masyarakat Sulawesi Tenggara.
“Kain tenun bukan sekadar jalinan benang yang dipintal, tetapi merupakan mahakarya seni yang berkaitan erat dengan pengetahuan, budaya, kepercayaan, alam, dan sistem organisasi masyarakat,” katanya. Saat membuka Sultra Tenun Karnaval 2023, Andap mengajak seluruh unsur pemerintah dan komponen masyarakat untuk ambil bagian dalam melestarikan kain tenun khas Sulawesi Tenggara.
Owner Galeri Sultra Tenun, Wa Ode Arnas Gusri mengatakan, Sultra Tenun Karnaval menjadi salah satu kegiatan yang membuat permintaan tenun di galerinya melonjak. "Banyak yang membeli tenun untuk digunakan dalam fashion show nanti," katanya. Galeri Arnas menyediakan aneka kain tenun, di antaranya tenun Masalili Muna, tenun dari Buton, dan Buton Tengah. Sebagian besar membeli kain tenun untuk keperluan seragam dan suvenir.
Perjalanan Sultra Tenun Karnaval
Cikal bakal Sultra Tenun Karnaval bermula dari Karnaval Tenun Daerah pada 2017. Debut pertamanya langsung disambut antusiasme yang luar biasa. Sayang, perhelatan ini sempat terhenti karena pandemi Covid.
Barulah pada 2022, Sultra Tenun Karnaval kembali terlaksana di Kota Baubau. Saat itu, pesertanya sebanyak 74 kelompok pegiat tenun dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, Dekranasda kabupaten/kota, dan organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Baubau. Tahun berikutnya, jumlah peserta bertambah signifikan menjadi 116 kelompok.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Belli Tombili mengatakan, sejak pertama digelar hingga saat ini, Sultra Tenun Karnaval terus bertransformasi menjadi event besar dan dikelola lebih kreatif. Dia berharap agenda ini sejajar dengan karnaval ternama di Indonesia, seperti Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival, atau Banyuwangi Ethno Carnival.
Belli lantas membeberkan strategi untuk meningkatkan pamor Sultra Tenun Karnaval. Pertama, inovasi pada motif dan produk tenun agar tetap relevan bagi pasar dan konsumen. Kedua, melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga komunitas kreatif untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mencintai produk lokal. Ketiga, adanya pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk melindungi karya perajin dari plagiarisme dan memastikan mereka mendapatkan hak-haknya.
Keempat, meningkatkan promosi di tingkat lokal hingga mancanegara, sampai mengundang perwakilan berbagai daerah di Indonesia untuk hadir dalam Sultra Tenun Karnaval. "Dengan demikian, terjadi peningkatan kunjungan wisata dan transaksi ekonomi, serta kerja sama promosi supaya Sultra Tenun Karnaval menjadi salah satu event budaya unggulan di Indonesia," kata Belli.