Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program UPLAND Kementan Dorong Swasembada Pangan

Kementerian Pertanian mendorong swasembada pangan dengan program UPLAND yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian di dataran tinggi. Program ini juga mendukung Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

2 Desember 2024 | 08.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Swasembada pangan menjadi elemen penting dalam mendukung ketahanan nasional. Presiden Prabowo Subianto pun menyatakan komitmennya untuk menggenjot sektor pertanian demi mewujudkan swasembada pangan yang berdampak pada kemandirian ekonomi, kesejahteraan sektor pertanian dan pembangunan berkelanjutan guna menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menghadapi tantangan itu, Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai pucuk pimpinan pada sektor pangan memiliki inisiatif untuk meluncurkan program UPLAND dengan fokus pada pengembangan pertanian di dataran tinggi yang memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan lahan dan sumber daya alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program yang saat ini telah melibatkan 13 kabupaten di seluruh Indonesia ini efektif meningkatkan produktivitas komoditas strategis, meningkatkan pendapatan petani, dan mendorong daya saing komoditas lokal. Koordinator Tim Pemantau dan Pengendali Program UPLAND, Rahmanto mengatakan, diversifikasi komoditas menjadi salah satu strategi utama untuk mendukung stabilitas pangan nasional.

Salah satu contoh nyata keberhasilan program ini terlihat di Kabupaten Malang dan Jawa Timur, dengan bawang merah sebagai komoditas unggulannya. Selain bawang merah, program UPLAND juga mengembangkan berbagai komoditas lain seperti padi organik, kopi, manggis, bawang putih, dan kentang.

Di setiap daerah, pengembangan komoditas dilakukan sesuai potensi lokal. Seperti padi organik di Tasikmalaya dan Magelang, serta benih kentang bersertifikat di Garut. “Program UPLAND hadir untuk meningkatkan produksi komoditas strategis yang memiliki peran penting dalam menekan inflasi. Jika pasokan terjaga, harga stabil, daya beli petani meningkat, dan konsumen terlindungi,” ujarnya, Kamis, 21 November 2024.

Rahmanto menjelaskan, program UPLAND tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil produksi, tetapi juga pada efisiensi biaya melalui dukungan infrastruktur. Di Kabupaten Garut misalnya, petani mendapatkan bantuan berupa Jalan Usaha Tani (JUT), embung, irigasi sprinkler, dan ternak domba, yang semuanya bertujuan mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.

“Kami memastikan petani memiliki akses ke teknologi modern dan pasar yang tepat. Dengan penyediaan alat dan infrastruktur, biaya produksi dapat ditekan, sehingga margin keuntungan petani meningkat,” katanya. Selain itu, program UPLAND juga mendorong peningkatan kesejahteraan petani dengan penyediaan fasilitasi akses layanan keuangan (microfinance) serta memberikan edukasi dan pelatihan mengenai pemasaran.

Petani dilatih untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk dan memasarkan hasil pertanian secara lebih efektif, baik di pasar lokal maupun internasional. Dukungan mitra internasional untuk ketahanan pangan juga tak kalah penting. Saat ini, program UPLAND telah bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah pun mengapresiasi kerja sama antara Kementan dengan IFAD dan IsDB dalam program UPLAND. “Keberhasilan UPLAND di setiap daerah sangat beragam dan bergantung pada pendekatan lokal. Dengan sinergitas dan diversifikasi komoditas, kita dapat memastikan swasembada pangan tercapai, petani sejahtera, dan inflasi terkendali,” kata dia.

Country Director South East Asia and The Pacific IFAD, Hani A. Elsadani Salem mengatakan, kerja sama ini sangat strategis untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia sekaligus meningkatkan taraf hidup petani. “Kami mendukung petani dengan memberikan bantuan langsung, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas pertanian,” ujarnya.

Sementara itu, Resident Representative IsDB, Amer Bukvic menilai, program UPLAND sejalan dengan visi besar Indonesia untuk mencapai lumbung pangan dunia pada Indonesia Emas 2045. “Program ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan efisiensi rantai pasok dan daya saing di pasar internasional,” kata Amer.(*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus