Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secercah Cahaya di Langit Puldama

Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama kini bisa menikmati terang di waktu malam.

17 Agustus 2018 | 09.37 WIB

Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Distrik Puldama,
Kabupaten Yahukimo, Papua, kini dapat menikmati terang di waktu malam. (dok. EBTKE)
Perbesar
Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo, Papua, kini dapat menikmati terang di waktu malam. (dok. EBTKE)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Masyarakat Distrik Puldama, di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Papua, kini bisa tersenyum bahagia. Kegelapan yang mereka alami selama ini, akhirnya sirna. Sebanyak 1.085 paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) telah dibagikan secara gratis, bertahap mulai Sabtu, 11 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembagian LTSHE secara gratis merupakan program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dimulai sejak 2017 melalui pembiayaan APBN. Untuk 2018, Kementerian ESDM memiliki target menerangi 175.782 rumah yang tersebar di 16 provinsi atau 1.259 desa. Adapun sepanjang 2017-2018, Kementerian ESDM menargetkan dapat menyalurkan 400 ribu LTSHE kepada sekitar 2.500 desa yang belum menikmati listrik sama sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tahun ini, Yahukimo mendapat prioritas pembagian LTSHE karena merupakan daerah 3T yakni kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir dan pulau-pulau terluar. Sulitnya medan di Yahukimo menyebabkan listrik PLN belum menjangkau wilayah tersebut. Di sinilah peran Pemerintah melakukan pra-elektrifikasi melalui pembagian LTSHE.

Selain wilayah 3T, kriteria lain untuk penerima LTSHE adalah daerah tersebut belum dialiri listrik selama 3 tahun. Sebelum aliran listrik PLN masuk, daerah-daerah tersebut harus dimerdekakan dari kegelapan.

Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama kini bisa menikmati terang di waktu malam berkat hadirnya 1.085 paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di wilayah mereka.

Petugas pemasangan LTSHE sedang menjelaskan cara penggunaan dan pengaturan tingkat kecerahan lampu kepada warga Distrik Puldama. (dok. EBTKE)

Mengandalkan jalur udara untuk transportasi dan logistik, LTSHE dikirimkan bertahap ke wilayah yang terdiri dari 8 kampung tersebut, Kampung Puldama, Bako, Semlu, Kasen, Baro, Balsek, Eskok, dan Pamek.

Masing-masing kampung dipisahkan oleh bukit atau jurang, dengan akses menuju dan keluar distrik melalui landasan pesawat kecil (air strip) sepanjang 600 meter yang berada di Kampung Puldama. Belum ada akses jalan darat yang menghubungkan pusat Kabupaten Yahukimo dengan Distrik Puldama. Hanya ada jalan setapak melalui hutan dan jurang yang ditempuh selama kurang lebih 2 hari berjalan kaki.

Dari Kampung Puldama, warga yang menerima LTSHE memanggul paket berisikan panel surya, 4 lampu LED, kabel/hub, USB charger, dan tiang penyangga menuju Honai mereka masing-masing. Ada kampung yang berjarak 2 kilometer, ada pula kampung terjauh di balik pegunungan yang berjarak lebih dari 15 kilometer.

Di Kampung Kasen, Rimba Kuebu (19 tahun), memasang LTSHE dibantu teknisi pemasang LTSHE dan warga kampungnya. Sekitar 30 Honai di Kampung Kosen malam itu terang benderang. Tak hanya terang, Rimba berharap, hadirnya LTSHE juga turut meningkatkan kesehatan warga Puldama.

"Dulu kami banyak kena sakit pernafasan, mungkin karena tiap malam kami tinggal di Honai toh, kena asap api, biar hangat dan terang. Sekarang sudah ada lampu, bisa jauh-jauh dari api, tidak banyak sakit lagi," ungkap ayah beranak satu tersebut saat ditemui Sabtu malam, 11 Agustus 2018, di Honai-nya.

Hal ini juga diungkapkan Kepala Puskesmas Puldama, Yakobus Simalya (31 tahun) yang siang itu sempat membantu tetangganya di Kampung Bako memasang LTSHE. "Di sini paling banyak penyakit ISPA, insfeksi saluran pernafasan atas, juga asma. Jadi itu kami prediksi karena di Honai dapur itu sangat dekat dengan tempat tidur, mereka hirup asap dari api, ditambah warga sini sering naik turun gunung dengan beban yang cukup berat, udara juga dingin, banyak asma. Jadi sekarang semoga warga bisa lebih sehat ada pembagian lampu (LTSHE) ini, bisa terpisah jauh dapur dengan lampu dan tempat tidur, asap berkurang toh," ujarnya.

Dok. EBTKE

Tak hanya itu, Yakobus berharap hadirnya LTSHE ini akan menjadikan anak-anak juga bisa belajar di Honai mereka saat malam. "Di sini tidak ada anak belajar malam, karena gelap. Sekarang mereka bisa belajar, semoga bisa semakin pintar, bisa lanjut ke sekolah tinggi," ungkap lulusan D3 Kesehatan dari Sekolah Tinggi di Jayapura itu. (*)

 

Charles

Charles

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus