Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Tempo Media Group melalui Tempo Data Science melakukan penelitian untuk mengukur persepsi publik terhadap program Merdeka Belajar. Hasilnya, secara substansi program Merdeka Belajar telah dipahami secara positif dan semua kelompok responden berharap program Merdeka Belajar tetap berlanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Responden yang terlibat terdiri atas guru; siswa; dosen; mahasiswa; penggiat bahasa, seni, dan budaya; serta perusahaan dan lembaga mitra. “Dari hasil survei, penilaian masyarakat terhadap dampak program-program Merdeka Belajar mencapai skor 7,99. Ini nilai yang baik mengingat banyaknya gebrakan dalam sistem pendidikan Indonesia dalam lima tahun terakhir yang dinilai positif oleh masyarakat Indonesia,” ujar Peneliti Tempo Data Science, Ai Mulyani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manfaat tertinggi dari program Merdeka Belajar adalah pada penguatan karakter peserta didik (rerata skor 8,05) dan penguatan kemitraan dengan industri/dunia kerja (rerata skor 8,03). Hasil survei juga menunjukan bahwa mayoritas masyarakat (79%) bersedia menerapkan nilai-nilai Merdeka Belajar untuk lingkup keluarga sendiri dan menerapkan di lingkup keluarga teman (54%). Bahkan 47% responden menyatakan berperan aktif menjadi relawan penggerak Merdeka Belajar di berbagai penjuru Indonesia.
Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Manfaat terbesar dari program Merdeka Belajar adalah pada penguatan karakter peserta didik dan pengukuhan kemitraan dengan industri atau dunia kerja.
Dok. Tempo
Responden dari kelompok siswa menilai Kurikulum Merdeka memiliki dampak positif terhadap metode pengajaran, mengenali potensi diri, lebih banyak berinteraksi, dan mereka ingin kurikulum ini tetap berlanjut meski pemerintahan berganti.
Bagi responden kelompok guru, Merdeka Belajar dinilai mendorong mereka menjadi lebih kreatif dalam melakukan asesmen minat bakat murid sejak awal masuk sekolah, menetapkan program belajar, membawa siswa keluar kelas, dan menciptakan aktivitas seni dan proyek pembelajaran.
Sementara itu dari responden mahasiswa diketahui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memberikan banyak manfaat dan dapat dikonversi dari 20 SKS (Satuan Kredit Semester). Mereka juga merasa MBKM perlu berlanjut. Di sisi yang sama, kelompok dosen menyatakan bahwa Merdeka Belajar memperkaya pengetahuan mahasiswa di kampus dengan ilmu di kehidupan nyata. Kelompok ini juga menilai Kampus Merdeka patut didukung dan berlanjut.
Dok. Tempo
Kemudian, responden dari kelompok perusahaan, menyampaikan sejumlah manfaat teratas MBKM, terutama program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Menurut mereka, Kampus Merdeka memberikan pengalaman kerja dan membantu mengembangkan keahlian mahasiswa, serta memperkaya gagasan segar bagi perusahaan dan membantu mereka untuk mencari kandidat berkualitas.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengatakan dalam setahun terakhir banyak harapan dari masyarakat agar program Merdeka Belajar terus berlanjut meskipun berganti kepemimpinan.
“Ini selaras juga dengan hasil survei Tempo, di mana ada 93% responden yang paham dan setuju bahwa semangat Merdeka Belajar yang sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk menuntun bakat, minat, dan potensi anak dalam pembelajaran. Ini semangat yang perlu kita lanjutkan dalam transformasi pendidikan Indonesia,” kata Suharti. (*)