Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Titik Tolak Megapolitan Dunia

Menyongsong Lima Abad Jakarta membutuhkan landasan kebijakan yang kuat. 

5 Januari 2025 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(Dari kiri) Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi; Ketua DPRD Jakarta, Khoirudin; Calon Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung; Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Rano Karno; Direktur Utama Tempo Media Group, Arif Zulkifli; dan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko saat peluncuran “Bentang Harapan JakASA di Balai Kota Jakarta, Selasa, 31 Desember 2024. TEMPO/Lourentius EP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, Khoirudin berbisik kepada Calon Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung saat bersua di Balai Kota Jakarta, Selasa, 31 Desember 2024. Seusai berbisik, Pramono mengangguk-anggukkan kepala dan tersenyum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selepas peluncuran “Bentang Harapan JakASA” yang menjadi rangkaian kegiatan “Menyongsong Lima Abad Jakarta: Jati Diri Nusantara, Megapolitan Dunia”, Khoirudin mengungkapkan apa yang dia bisikkan kepada Pramono Anung. “Saya berbisik pada Mas Pram (Pramono) agar rancangan (Menyosong Lima Abad Jakarta) ini dipastikan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2045,” katanya. “Karena kalau tidak masuk di situ, nanti tidak bisa jadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RPJMD). Kalau tidak ada di RKPD, tidak mungkin ada di Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD).”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khoirudin mengingatkan runutan kebijakan sebagai landasan hukum supaya semangat “Menyongsong Lima Abad Jakarta” dapat berkesinambungan. Menilik rencana kerja Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung-Rano Karno merumuskan visi yang berbunyi, “menuju Provinsi Daerah Khusus Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global berdaya saing untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan”.

Dalam kesempatan terpisah, Pramono Anung mengingatkan pada 2025 ini, Kota Jakarta akan berusia ke-498 tahun. “Untuk itu, sesuai dengan undang-undang yang baru (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta), Jakarta harus menjadi kota global, tetapi tidak kehilangan etnisitas budayanya, yakni budaya Betawi,” kata Pramono. “Kami akan mempersiapkan Jakarta menjadi kota global yang ramah untuk belajar, berbisnis, berwisata, bersosialisasi, bersilaturahmi. Dan maka Jakarta betul-betul akan terbuka dan ramah bagi siapa pun.”

Rampung menggoreskan pesan di panel “Bentang Harapan JakASA”, Khoirudin melanjutkan, segala harapan yang ditulis warga Jakarta dan para tokoh ini jangan sekadar menjadi tulisan hampa makna. “Jangan hanya menjadi wacana. Itu tidak boleh terjadi,” ujar dia. Terlebih, Khoirudin menambahkan, kegiatan “Bentang Harapan JakASA” menjadi bagian penting dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar di usia ke-500 tahun pada 2027 bukan sekadar perayaan biasa, melainkan momentum bagi Jakarta untuk lepas landas sebagai kota global yang sejajar dengan kota-kota maju lainnya di dunia.

Gubernur DKI Jakarta periode 1997 sampai 2024 bersama undangan menghadiri peluncuran “Bentang Harapan JakASA di Balai Kota Jakarta, pada Selasa, 31 Desember 2024. Dok. TEMPO

Sehari sebelum peluncuran “Bentang Harapan JakASA”, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2024 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Menyongsong 5 Abad Jakarta. Beleid berisi sepuluh pasal ini ditandatangani oleh Teguh pada Senin, 30 Desember 2024.

Di dalam peraturan tersebut, termaktub tujuan kegiatan "Menyongsong Lima Abad Jakarta", yakni melestarikan warisan budaya dan sejarah; mengembangkan identitas Jakarta; membangun Jakarta sebagai kota global yang maju, berkeadilan, berdaya saing, dan berkelanjutan; meningkatkan kualitas hidup masyarakat; dan menjadi pusat inovasi, ekonomi, dan kebudayaan. Adapun tema besar menyongsong lima abad Jakarta adalah "Jati Diri Nusantara, Meretas Megapolis Global”.

Dengan demikian, Teguh mengimbau semua jajarannya mulai menerapkan tema terkait persiapan menuju lima abad Jakarta dalam setiap kegiatan. “Saya minta, sejak sekarang kita siapkan menyongsong lima abad Jakarta,” tuturnya.

Sebagai perencana arah pembangunan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta, Atika Nur Rahmania berharap Jakarta mampu menjadi kota global yang dapat bersaing di antara kota-kota global dunia lainnya, dengan menitikberatkan pada kelayakan hidup dan kesejahteraan warga, serta inovasi dan riset yang terus-menerus dikembangkan. “Kita lihat seluruh pemimpin Jakarta hadir untuk menyatukan semangat, kemudian memberikan harapannya dan mendorong partisipasi semua warga untuk membangun Jakarta yang lebih baik ke depannya,” ucapnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta, Atika Nur Rahmania

Setelah peluncuran “Bentang Harapan JakASA”, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar serangkaian kegiatan hingga usia Jakarta mencapai 500 tahun dalam dua tahun ke depan. Setiap kegiatan tentu membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan partisipasi publik. Beberapa agenda yang akan berlangsung antara lain, festival film, kompetisi logo Jakarta500, aktivasi digital, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.

Direktur Eksekutif Trias Politica Strategis, Agung Baskoro memuji pelaksanaan “Bentang Harapan JakASA”. Menurut dia, kegiatan ini penting bagi Jakarta menjelang usia 500 tahun pada 2027. “Kegiatan ini meningkatkan public awareness warga Jakarta tentang Jakarta di masa lalu, kini, dan nanti,” katanya.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna meyoroti kegiatan countdown menuju Jakarta berumur lima abad yang dilakukan dalam acara tersebut. Menurut dia, hitungan mundur menggambarkan langkah maju yang harus terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama warganya. Yayat menjelaskan, Jakarta bukan kota baru yang dibangun berdasarkan perencanaan, melainkan warisan. Sejarah masa lalu Jakarta menjadi penanda penting kota yang sekarang terus bertumbuh dan berkembang. Kota yang diwariskan dari masa lalu, memuat mimpi masa depan kota, serta solusi dalam mengatasi tantangan setiap masa.

“Satu-satunya kota di Indonesia yang proses perubahannya terlihat dan terwujud adalah Jakarta. Walaupun pertumbuhan kota ini tidak dimulai dari nol seperti Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata Yayat. “IKN adalah kota yang direncanakan sejak awal, tetapi Jakarta adalah kota yang tumbuh berkembang, bersama masyarakatnya yang juga berkembang.”

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus