Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi tegaskan komitmen untuk memajukan daerah dengan berbagai inovasi. Pj Wali Kota (Walkot) Cimahi, Dicky Saromi menilai, Cimahi yang memiliki keterbatasan sumber daya alam memiliki potensi lain lewat pengembangan di bidang ekonomi kreatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya katakan ini sesuatu yang harus kita angkat untuk menjadikan Cimahi ini menjadi kota yang benar-benar mandiri,” ujarnya, saat diwawancara Tempo, di Kantor Wali Kota Cimahi, pada Selasa, 9 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dicky mengatakan, langkah pertama yang ia lakukan adalah lewat city branding. Setelah melalui diskusi dengan berbagai pihak, kata Dicky, akhirnya tercetuslah branding Cimahi Campernik.
“Campernik itu bahasa Sunda. Artinya, kecil, cantik, unik, dan menarik. Kata orang kan Kecil itu emas. Jadi, oleh karena itu kenapa tidak kecil-kecil cabe rawit. Nah, inilah branding untuk menjual kota,” katanya.
Meskipun menjadi kota yang kecil, Dicky pandai mengembangkan Cimahi lewat potensi yang dimiliki. Menurutnya, program yang dirancang untuk membangun Cimahi harus memiliki inovasi yang sesuai dengan potensi yang ada. Ia merasa, Cimahi bisa besar dengan berbagai acara yang bisa mendatangkan wisatawan.
“Banyak kota yang rame dan terbangun itu by event,” ujar dia.
Dicky pun terinspirasi dari beberapa kota yang besar lewat berbagai acara yang digelar. Salah satunya kota Palembang yang menjadi tuan rumah dari Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games hingga Asian Games.
“Saya merasa bahwa ini harus kita aplikasikan. Dari apakah kita ramaikan? Ya dari yang kecil pun ga apa-apa. Nah timbulah ide saya yang namanya Cimahi Menari,” kata dia.
Cimahi Menari menjadi salah satu program yang bisa mengekspose potensi Cimahi lewat seni tari dari berbagai sanggar tari di Cimahi. Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Tari Sedunia.
“Semua sanggar-sanggar itu menggeliat. Mau semua gitu. Dan mereka merasa ini adalah satu kesempatan yang ditunggu-tunggu karena dengan cara inilah mereka bisa mempunyai ruang untuk mengekspresikan diri,” kata Dicky.
Selain itu, lewat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Pemkot Cimahi memberdayakan Cimahi Utara menjadi kawasan Eko Wisata Cimahi Campernik (EWIC). Lewat EWIC, Pemkot Cimahi menggelar Pasar Awi Campernik untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). “Isinya makanan tradisional semua di tengah pohon bambu,” ujar dia.
Ia menilai, Cimahi yang terkenal dengan heritage militer yang kaya akan sejarah panjang, bisa dimanfaatkan lewat komunitas dengan menggelar Walking Tour Heritage.
“Kita tour sambil jalan. Ya sehat, dapat cerita. Ini juga hal-hal yang kita terus lakukan,” ujarnya.
Pemkot Cimahi juga memberdayakan Kampung Cirende yang menjadi kampung adat di Cimahi. Menurut Dicky, keunikan dari kampung ini adalah masyarakatnya yang masih mengkonsumsi singkong sebagai asupan karbohidrat utamanya.
“Nah ini saya angkat yang namanya singkong supaya singkong ini tetap kita pertahankan sebagai alternatif pengganti nasi. Variasi singkong itu sudah kita olah sekarang. Hampir 40-50 kita punya turunan dari pada singkong,” katanya.
Agar bisa mengekspose keunikan dan potensi di Kampung Adat Cirende, Pemkot Cimahi akan menggelar Cassava Festival.
Selain itu, pihaknya juga akan memberikan wadah bagi para animator di Cimahi untuk bisa berkarya di Baros International Animation Festival (BIAF).
Lewat BIAF, Dicky berharap Cimahi bisa menjadi tujuan wisata seperti layaknya Jepang yang terkenal dengan animasi-animasinya. (*)